March 2009
11. En. Delucaneus

Habitat asalnya di sebuah pegunungan di Tanzania barat sekitar 50 km dari danau Tanganika. Jenis Encephalartos yang sangat langka dan masih belum terdengar kabar tentang adanya pembudidayaannya ini memiliki warna dauh hijau segar dengan panjang sampai 80 cm.




12. En. Dyerianus

Disebut juga En. Grantycolus dengan habitat asalnya di sebuah bukit di provinsi Northern Transvaal, Afrika Selatan dilereng-lereng bukit yang berbatu. Merupakan jenis cycads berukuran sedang sampai besar, yang tingginya mencapai 4 meter. Daun dyerianus berwarna hijau keabu-abuan sepanjang 1,7 meter, dengan daun muda yang berwarna keperak-perakan.

Dyerianus menyukai tempat yang mendapat sinar matahari, porous dan tidak menyukai hawa dingin.



13. En. Equatorialis

Habitat aslinya di Uganda Selatan, sekitar Jinja dan danau Victoria. Merupakan jenis cycads yang tumbuh merumpun dengan ukuran besar. Equatorialis biasa tumbuh dalam 4-5 batang dengan tinggi batang mencapai 5 Meter. Memiliki daun yang lebar berwarna hijau tua dengan panjang bisa mencapai 3,5 meter.

Hidup baik di daerah yang mendapat sinar matahari cukup. sedikit lembab tetapi berdrainase baik. Equatorialis umumnya tumbuh tegak dan kokoh.



14. En. Eugene-Maraisii

Disebut juga Bergpalm, atau Waterberg Cycads. Merupakan tanaman endemik pegunungan Waterberg, Pietersburg, Witbank, dan Middelburg distrik Transvaal Tengah, Afrika Selatan. Tumbuh menyendiri atau merumpun, dengan tinggi batang mencapai 2,5 meter. Daun Eugene-marsii berwarna biru keperakan dengan panjang mencapai 1.5 meter.

Memerlukan paparan sinar matahari penuh, dengan tanah berdrainase sangat baik namun toleran terhadap hawa dingin


15. Friderichi Gluilielmi

Disebut juga Zamia friderici-guilielmi. Mempunyai habitat di pegunungan yang terletak di provinsi eastern cape, Afrika Selatan yang memiliki iklim kering dan panas ketika musim panas, dan hawa yang sangat dingin dan beku ketika musim dingin tiba. Berbentuk perdu dengan ukuran sedang, mencapai tinggi 4 meter.

Friderichi-Gluilielmi merupakan jenis encephalartos yang mampu memproduksi bunga dan tandan buah yang lebih banyak dibanding jenis encephalartos lain. Merupakan jenis yang tumbuh dengan “fisik” kuat, sesuai dengan iklim tempat tumbuhnya. Ia memerlukan sinar matahari penuh dan tanah dengan drainase sangat baik.



16. En. Ferox

Disebut juga Zululand cycad. Tersebar luas disepanjang garis pantai Mozambique bagian selatan, meluas ke dalam wilayah pantai Natal utara. Sering ditemukan tumbuh di pasir di bawah hutan hijau atau tumbuh di belukar rendah pada bukit-bukit pasir.

Ferox dewasa, sering bisa tumbuh mencapai tinggi 1,8 meter. Daun berwarna hijau “indah” dengan helaian daun yang lebih lebar dibanding spesies encephalartos lainnya. Ada jenis daun ferox yang curly, dimana helaian daun-daunnya seperti menggulung membentuk silinder. Daun memiliki panjang 1-2 meter dan sangat ornamental.

Ferox adalah jenis encephalartos afrika yang paling atraktif dan tersebar cukup luas. Ferox memerlukan drainase yang sempurna dan menyukai tanah berpasir. Jika mendapatkan 3 atau 4 jam matahari penuh dalam satu daun-daunnya akan tampil lebih menarik. Ferox adalah jenis cycads paling atraktif untuk taman rumah anda.



17. En. Ghellinckii

Disebut juga Drakensberg Cycad dengan habitat asalnya di provinsi Natal dan Transkei, Afrika Selatan. Tumbuh di padang rumput pegunungan yang berbatu-batu dengan ketinggian 700 sampai 2400 meter dengan iklim yang ekstrim baik dimusim panas maupun musim dingin.

Tumbuh merumpun dengan jumlah sekitar 3 batang pohon, berukuran medium sampai dengan tinggi 3 meter. Daun-daun muda tertutup warna keabu-abuan. Membutuhkan sinar matahari dan drainase yang baik. Tidak menyukai panas yang menyengat dan kelembaban tinggi. Sangat cocok di daerah yang kering, toleran terhadap hawa dingin, dan tumbuh sangat lambat.



18. En. Gratus

Berhabitat di Hutan dan jurang-jurang berbatu-batu, di bagian Tenggara Malawi, dan Timur laut Mozambique. Merupakan cycads berukuran sedang, dengan tinggi sekitar 2,5 meter. Sering tumbuh menyendiri ( soliter ) tetapi sering pula ditemukan tumbuh dalam satu cluster area. Daun berwarna hijau gelap dengan panjang mencapai 2 meter.

Tumbuh baik di tempat yang mendapatkan cukup sinar matahari, sedikit lembab tetapi dengan drainase yang baik




19. En. Heenanni

Disebut juga Heenanns Cycads. Habitatnya terletak di padang-padang rumput disebuah pegunungan kecil dengan ketinggian 1500 meter diperbatasan antara Afrika Selatan dan Swaziland. Dimana perbedaan iklim yang sangat ekstrem dimusim kering dan musim dingin.

Heenanni termasuk jenis cycads yang sangat-sangat terancam punah, akibat eksploitasi yang sangat berlebihan. Merupakan cycads berukuran sedang dengan tinggi mencapai 3 meter dengan diameter 25-35 cm. Memiliki daun agak mengkilap, berwarna hijau cerah, datar dan mencapai panjang sampai dengan 2 meter.



20. En. Horridus

Berhabitat di areal terbuka dan berbatu-batu di profisi Easter Cape di Afrika Selatan. Merupakan jenis cycads kecil dengan ukuran tinggi batang sampai dengan 0,8 meter. Berbentuk perdu, dengan daun yang sangat indah seperti terjalin dengan rapi, sangat keras, tajam dan berwarna abu-abu kebiru-biruan.

Horridus mungkin adalah jenis cycads yang paling terkenal karena keindahan form dan daunnya. Horridus terkenal juga dengan sebutan cycads biru. Ia menyukai paparan sinar matahari penuh, dan drainase yang sangat baik.






Bersambung ....


Habitat asal dan penyebarannya di bukit-bukit berpasir di Cape Province, Afrika Selatan. Merupakan jenis cycads yang berukuran kecil dengan panjang daun rata-rata sekitar satu meter. Arenarius mirip dengan En. Latifrons.

Arenarius membutuhkan tempat tumbuh yang amat sangat porous, lebih dari yang dibutuhkan Aemulans, lebih menyukai sedikit naungan, serta bersifat sensitive terhadap hawa dingin.




2. En. Aemulans


Habitat asalnya dari bukit Natal di Afrika Selatan. Merupakan jenis Cycads ber-”Sucker” dengan ukuran kecil hingga sedang, mencapai tiga meter. Spesies ini sangat dekat dengan En. Natalensis dan En. Lebomboensis.

Aemulans hidup di daerah yang mendapat sinar matahari cukup, dengan tingkat porousitas tanah yang baik, serta bersifat toleran terhadap hawa dingin.




3. En. Alstenteini


Habitat asal dan penyebarannya di sepanjang kawasan pantai Cape Province Timur, Afrika Selatan. Merupakan jenis cycads yang berukuran sedang mencapai sekitar 5 M.

Alstenteini menyukai daerah yang sedikit lembab, tetapi dengan drainase yang baik. Bisa tumbuh baik di daerah yang mendapat sinar matahari penuh ataupun dengan naungan. Alstenteini bersifat serta toleran terhadap sinar matahari maupun hawa dingin, serta mudah ditransplantasikan melalui sucker-nya.



4. En. Aplanatus

Habitat aslinya berasal dari daerah hutan kering di bagian timur laut Swaziland. Termasuk kedalam jenis cycads berukuran sedang, dengan daun berwarna hijau mengkilat yang bisa mencapai 3,5 meter.

Aplanatus menyukai sedikit naungan dan tanah berdrainase baik.



Pic from wild-about-you


5. En. Bubalinus

Hidup di daerah berbatu-batu sebuah bukit kwarsit di Tanzania utara. Merupakan cycad ber-sucker ukuran kecil, dengan ukuran sampai dengan 2 meter. Daun mengkilap, berwarna hijau gelap dan panjang mencapai 1,6 meter.

Tumbuh baik di daerah dengan sinar matahari, agak lembab tetapi berdrainase baik. Bubalinus dikenal tidak menyukai hawa dingin.



6. En. Cerinus

Habitatnya hanya ada di dua daerah Provinsi Natal utara, Afrika Selatan. Merupakan jenis cycads klasifikasi kecil, dengan batang sekitar 30 cm, dengan daun berwana hijau gelap keabu-abuan. Biasanya tumbuh dalam 1-3 batang. Di habitat aslinya, Cerinus biasanya meontokkan daunnya sebelum berbunga dan berbuah, baru kemudian disusul dengan munculnya daun-daun baru.

Cerinus sangat sangat langka karna eksploitasi ilegal yang berlebihan. Cerinus menyukai sinar matahari, tanah yang sangat porous serta toleran terhadap hawa dingin.



7. En. Concinnus

Concinnus ditemukan di beberapa daerah di Mozambique dan Zimbabwe. Umumnya di hutan-hutan terbuka dan berbatu-batu. Merupakan jenis cycads ukuran menengah yang batangnya bisa mencapai tinggi 4,5 meter dengan diamater 50 cm. Daun concinnus berwarna hijau gelap.

Tumbuh baik di daerah dengan sinar matahari dan drainase baik. Concinnus sangat sensitiv terhadap hawa dingin.



8. En. Chimanimaninensis

Habitat aslinya di padang rumput berbatu di pegunungan Chimanimani diperbatsan antara Mozambique dan Zimbabwe. Merupakan cycads berukuran sedang dengan tinggi mencapai 2 meter. Kadang-kadang Chimanimaninensis tumbuh menjadi perdu dengan daun berwarna hijau terang mengkilap sepanjang 1,5 meter.

Tumbuh baik di daerah dengan sinar matahari penuh, berdrainase baik dan tersedia air dalam jumlah banyak.



9. En. Cupidus

Saat ini Cupidus kebanyakan di temukan di Blyde River. Tumbuh di hutan terbuka dan padang rumput berbatu-batu, atau lereng-lereng curam. Banyak diburu kolektor tanaman langka, sehingga statusnya sangat mengkhawatirkan. Merupakan cycads ber-sucker berukuran sedang dengan tinggi sekitar 2,5 meter, berdiameter batang sekitar 30 cm dengan warna daun hijau keabu-abuan sepanjang 1 meter.

Cupidus lebih menyukai sedikit naungan, menyukai tanah yang kaya nutrisi organik dengan drainase yang baik, serta toleran dengan hawa dingin dan hawa kering.



10. En. Cycadifolius

Tidak banyak data mengenai Cycadifolius

 






Kata Enchepalartos berasal dari bahasa yunani yaitu en (dalam) kephali (kepala) dan artos (roti). Hal ini mengacu pada pusat batang dari beberapa spesies enchepalartos yang menghasilkan semacam tepung yang bisa diolah menjadi roti. Itulah sebabnya encephalartos juga disebut sebagai Bread Palms atau Bread Tree.

Enchepalartos sendiri termasuk kedalam keluarga Cycads yang habitat aslinya berasal dari Afrika. Semua spesies
encephalartos masuk dalam kategori terancam punah (endangered species). Hal ini disebabkan oleh tingkat pertumbuhannya yang sangat lambat, dan eksploitasi besar-besaran oleh manusia dari habitat aslinya.

Sebagai keluarga tanaman yang merupakan “warisan” zaman purba, serta dengan tampilannya yang sangat eksotis, serta tingkat kelangkaannya, wajar apabila enchepalartos menjadi buruan kolektor tanaman langka, sehingga harganya melambung tinggi. Terutama beberapa jenis yang sangat terkenal ke-eksotisannya, yaitu Arenarius, Ferox dan Horidus.

Genus enchepalartos sendiri dinamai oleh seorang ahli botanologi Jerman Johann Georg Christian Lehmann pada tahun 1834. Pada awalnya, semua jenis cycads telah dianggap sebagai anggota genus Zamia. Hingga pada tahun 1834 Lehmann memisahkannya kedalam genus tersendiri, Encephalartos.

Berikut adalah jenis-jenis (spesies) Encephalartos yang diketahui sampai saat ini :

Encephalartos aemulans
Encephalartos altensteinii
Encephalartos aplanatus
Encephalartos arenarius
Encephalartos barteri
Encephalartos brevifoliolatus
Encephalartos bubalinus
Encephalartos caffer
Encephalartos cerinus
Encephalartos chimanimaniensis
Encephalartos concinnus
Encephalartos cupidus
Encephalartos cycadifolius
Encephalartos delucanus
Encephalartos dolomiticus
Encephalartos dyerianus
Encephalartos equatorialis
Encephalartos eugene-maraisii
Encephalartos ferox
Encephalartos friderici-guilielmi
Encephalartos ghellinckii
Encephalartos gratus
Encephalartos heenanii
Encephalartos hildebrandtii
Encephalartos hirsutus
Encephalartos horridus
Encephalartos humilis
Encephalartos inopinus
Encephalartos ituriensis
Encephalartos kisambo
Encephalartos laevifolius
Encephalartos lanatus
Encephalartos latifrons
Encephalartos laurentianus
Encephalartos lebomboensis
Encephalartos lehmannii
Encephalartos longifolius
Encephalartos mackenziei
Encephalartos macrostrobilus
Encephalartos manikensis
Encephalartos marunguensis
Encephalartos middelburgensis
Encephalartos msinganus
Encephalartos munchii
Encephalartos natalensis
Encephalartos ngoyanus
Encephalartos nubimontanus
Encephalartos paucidentatus
Encephalartos poggei
Encephalartos princeps
Encephalartos pterogonus
Encephalartos schaijesii
Encephalartos schmitzii
Encephalartos sclavoi
Encephalartos senticosus
Encephalartos septentrionalis
Encephalartos tegulaneus
Encephalartos transvenosus
Encephalartos trispinosus
Encephalartos turneri
Encephalartos umbeluziensis
Encephalartos villosus
Encephalartos whitelockii
Encephalartos woodii


Beberapa Spesies Enchepalartos beserta foto-foto akan disajikan dalam Seri Enchepalartos Series dalam beberapa posting kedepan. Silahkan menyimak posting berikutnya.


Tanaman Hias  

A. Pengerdilan

Pohon yang dijadikan bonsai tumbuh kerdil karena:

1. Ditanam di dalam tempat yang kecil (terbatas) seperti pot, lubang (ronggga) di dalam batu, dan sebagainya.
Tanah di dalam tempat-tempat yang kecil yang tiddak seberapa banyak itu, dengan sendirinya membatasi pertumbuhan tanaman. Bila sebatang bonsai dipindahkan dari potnya dan ditanam di tanah sehingga akar-akarnya dapat bebas menjalar kemana-mana, bonsai itu akan menjadi pohon yang (lebih) besar juga.

2. Secara terus-menerus dibuang semua tunas barunya (bud nipping), kecuali tunas baru yang diperlukan untuk penyempurnaan bentuk pohon. Hal ini perlu kita laksanakan, karena banyak enersi pohon yang terpusat pada tunas-tunas baru. Dengan membuang sebagian besar tunas-tunas tersebut, dapat diharapkan bahwa bagian-bagian lain dari pohon itu akan mendapat bagian enersi yang lebih banyak, terutama dahan-dahan yang lemah yang kita inginkan tumbuh menjadi kuat. Dengan demikian, ukuran kerdil dan bentuk indah yang dimiliki pohon itu, dapat dipertahankan atau malah disempurnakan.

Sebaliknya, bila tunas-tunas baru kita biarkan tumbuh semua, maka selain pohonya akan cepat menjadi besar dan kehilangan pula keindahan bentuknya, juga akan menyebabkan dahan-dahan tua yang terdapat di batang pohon bagian bawah dan yang biasanya lemah itu, menjadi lebih lemah lemah lagi dan akhrinya merana dengan kemungkinan mati sebelum waktunya.

3. Pada waktu-waktu tertentu, dipotong (dikurangi) akar-akarnya.
Di alam bebas dalam keadaan normal, bagian tanaman yang tumbuh di bawah dan di atas tanah, seimbang. Dengan memotong (mengurangi) akarnya, pertumbuhan batang, dahan, dan ranting, akan terhambat. Untuk tetap adanya keseimbangan antara yang tumbuh di bawah dan di atas tanah, maka pada waktu diadakan pemotongan (pengurangan) akar, harus dilakukan pula pemotongan (pengurangan) dahan atau ranting yang seimbang.

4. Diletakkan di tempat yang mendapat sinar matahari penuh sepanjang hari dan mendapat angin secukupnya untuk mempercepat penguapan.
Sinar matahari, terutama sinar ultra violetnya, mempengaruhi pertumbuhan tanaman dalam arti membatasi kecepatan pertumbuhannya. Mengingat hal tersebut, bonsai harusa mendapat sinar matahari sepanjang hari agar dahan dan rantingnya tidak memjadi panjang-panjang, sehingga pohonnya berbentuk kompak.

Tanaman Hias  Ada kecualiannya, walaupun tidak banyak jumlahnya, yaitu bonsai yang dibuat dari jenis-jenis tanaman yang di alam bebas juga hanya tumbuh di tempat-tempat yang tidak mendapat sinar matahari sepanjang hari penuh. Bagi bonsai dari jenis tanaman itu, sudah memadai jika diletakkan di tempat yang mendapat angin serta mendapat sinar matahari selama beberapa jam sehari.

5. Diperpendek batangnya dengan memotong pucuknya.
Dari tunas-tunas baru yang akan tumbuh kemudian di dekat batang setelah pucuknya dipotong, kita pilih salah satu tunas yang paling cocok untuk dijadikan pengganti pucuk pohon yang telah kita potong itu. Sebaiknya kta pilih tunas yang tumbuhnya di sebelah depan, dengan maksud agar kelak bekas luka potongan pada ujung batang tidak terlihat dari depan karena terhalang oleh tunas itu. Segera setelah tunas baru itu kuat untuk di-train, maka tunas itu kita paksa untuk tumbuh ke atas sebagai pengganti pucuk pohon. Bila kelak ternyata, bonsai dengan pucuknya yang baru itu, masih terlalu tinggi, maka cara memperpendek batangnya seperti tersebut di atas, dapat kita ulang. Jika perlu sampai beberapa kali, yaitu setiap kali memperpendek batang pohon yang lama, sampai ukuran pohonnya sesuai dengan keinginan kita.

Dengan cara-cara pengerdilan tersebut, para ahli dapat membuat bonsai yang sangat kecil (mame bonsai). Akan tetapi kebehasilan tersebut lebih menonjol dalam mengerdilkan pohonnya daripada menerdilkan daun, bunga, dan buahnnya. Pengerdilan daun sampai batas-batas tertentu akan terjadi jika daun dan pucuk rantingnya kita buang semua. Daun-daun baru yang tumbuh kemudian akan berukuran lebih kecil. Cara itu hanya dapat dilaksanakan bila tanamannya sehat dan dapat kita ulang dengan memperoleh daun-daun dengan ukuran yang lebih kecil lagi.

Sebaiknya, dua minggu sebelum cara pengerdilan daun ini kita laksanakan, pohonnya kita beri pupuk yang diperlukan untuk pembentukan daun-daun baru, yaitu pupuk dari jenis yang mempunyai kandungan unsur N-nya tinggi. Selanjutnya, sejak pohon itu gundul, dan selama masa pertumbuhan daun baru (daun baru “angkatan” pertama setelah penggundulan), penyiraman kita kurangi hingga seminim-minimya, yaitu pagi sedikit dan sorepun sedikit, asal jangan sampai layu. Maksudnya adalah selain untuk memperkecil daun-daun baru, juga untuk mencegah pertumbuhan akar, karena dengan menggunduli pohon itu, keseimbangan antara bagian-bagian pohon yang ada di bawah dan yang ada di atas tanah terganggu. Seudah daun-daun tersebut berhenti tumbuh, yaitu berhenti membesar, penyiraman dilaksanakan seperti biasa lagi.

Akibat dari pengerdilan daun itu, bunganya, dan dengan demikian tentu juga buahnya, sedikit banyak akan mengecil pula. Akan tetapi kita tidak mengecilkan semuanya itu hingga seimbang dengan ukuran bonsai yang bersangkutan. Oleh sebab itu ukuran daun, bunga dan buah pada umumnya akan selalu terlalu besar bila dibandingkan dengan ukuran bonsainya (pohonnya).

Selain cara pengerdilan daun sebagaimana disebut di atas yang kita laksanakan hanya sekali-sekali saja, kita harus terus memetik ujung-ujung ranting atau kuncup daun yang baru (sprout nipping) agar daun-daun yang tumbuh kemudian tetap berukuran kecil, sambil mempertahankan atau memperbaiki bentuk bonsai yang diperlukan. Pada tanaman yang msaih muda dan dari jenis yang pertumbuhannya cepat, pemetikan tersebut kita lakasnakan sekurang-kurangnya sekali seminggu selagi ujung ranting masih lunak sehingga untuk memotongnya tidak diperlukan gunting, melainkan cukup dengan cara memetiknya dengan kuku ibu jari dan telunjuk. Selain untuk mempertahankan ukuran daun yang telah mengecil itu, sprout nipping secara berkala menyebabkan ranting yang bersangkutan bercabang terus-menerus, sehingga bentuk pohon menjadi lebih kompak.

B. Training

Yang dimaksud dengan training adalah proses penyempurnaan bentuk pohon yang sedang kita kerdilkan itu, sehingga mempunyai bentuk yang indah dan dekoratif. Dengan penyempurnaan tersebut, pohon itu akan memberikan kesan kepada orang yang memandngnya, seakan-akan ia melihat dan merasakan keagungan sebatang pohon atau sekelompok pohon yang indah dan menunjukan tanda-tanda ketuaan, walaupun semuannya dalam ukuran mini

Training dilaksanakan antara lain dengan cara:

1. Melilitkan kawat pada batang, dahan atau ranting (wiring) dan kemudian membentuknya (mengubah arah pertumbuhan, membengkok-bengkokkan atau meluruskan batang, dahan atau ranting tersebut) menurut keinginan kita.

Untuk keperluan itu kita perdunakan kawat tembaga dari berbagai ukuran, sesuai dengan keperluan kita. Untuk membengkokkan batang umpamanya, tentu diperlukan kawat yang ukurannya lebih besar daripada untuk membengkokkan ranting.

Perlu diingat bahwa kawat tersebut tidak boleh kita biarkan terlalu lama melilit batang, dahan atau ranting. Sebagai akibat pertumbuhannya, kawat tersebut lama kelamaan akan “menggigit” dan meninggalkan bekas pada bonsainya setelah lilitan kita buka. Alasan mempergunakan kawat tembaga guna wiring, ialah karena kawat tembaga lebih mudah sehingga lebih mudah dililitkan daripada kawat biasa (kawat “jemuran”).

2. Mengikat batang, dahn atau ranting yang hendak kita ubah arah pertumbuhannya.
Sebatang dahan yang hendak kita paksa tumbuh mendatar atau menurun umpamanya, kita tekan ke bawah sampai pada posisi yang kita inginkan, kemudian kita ikat dengan kawat atau tali pada potnya. Mengikatnya jangan terlalu erat untuk mencegah “gigitan” tali atau kawat selang beberapa waktu. Ikatan itu harus segera dibuka sekiranya dahannya tidak akan kembali lagi ke posisinya yang lama.
Bila kulit pohon lunak, sebaiknya pada tempat pengikatan tali atau kawat, kulit itu kita balut lebih dahulu dengan plastik tebal atau karton umpamanya, untuk mencegah kerusakan kulitnya.

3. Membuang dahan dan ranting yang tidak kita inginkan.
Dahan atau ranting yang mengurangi atau merusak keindahan bentuk pohon, harus segera dibuang, kecuali yang tumbuh pada batang bagian bawah. Walaupun dahan dan ranting yang kita sebut belakangan itu tidak kita kehendaki karena mengurangi atau merusak keindahan pohonnya, akan tetapi dahan dan ranting seperti itu boleh kita biarkan tumbuh. Sebabnya ialah karena hal tersebut dapat mempercepat pertumbuhan batang pohonnya. Apabila batang pohonnya sudah cukup besar, barulah dahan dan ranting itu kita buang juga.

Sebaliknya bila di tempat yang sebaiknya ada dahan atau rantingnya demi kseimbangan dan keindahan, kan tetapi dahan atau ranting yang kita inginkan itu tidak ada atau tidak mau tumbuh, kekurangan itu dapat kita atasi dengan cara okulasi atau ent.

4. Memotong dahan atau ranting pada tempat-tempat tertentu dengan harapan dahan atau ranting tersebut akan bercabang di tempat dekat bekas luka potongan.
Untuk memperoleh pohon dengan bentuk yang kompak, tindakan tersebut harus diulangi beberapa kali sambil mengingat–ingat (mengkhayalkan) bentuk yang akan kita berikan kepada bonsai itu. Jadi bukan asal kompak saja!

5. Memangkas untuk merapikan (trimming) tunas-tunas dan daun-daun baru yang apabila dibiarkan tumbuh, akan merusak bentuk bonsai yang sudah indah itu.

6. Dan lain-lain cara penyempurnaan (koreksi) bentuk pohon.
Walaupun training tersebut dilaksanakan menurut pola-pola dasar tertentu yang telah terkenal sejak zaman dahulu dalam dunia bonsai, akan tetapi tetap diperlukan rasa seni dari si pembuat bonsai untuk dapat menghasilkan pohon-pohon kerdil yang indah bentuknya. Teknik pengerdilan dan training dapat diajarkan, tetapi rasa seni tidak!

Justru rasa seni itulah diperlukan dalam hal:

- Memilih bentuk, ukuran dan warna pot serta batu.
- Menentukan letak pohon di dalam pot atau di atas batu.
- Menetapkan posisi pohon, yaitu sudut yang dibuat oleh batang pohon dengan permukaan tanah di dalam pot atau dengan permukaan batu yang ditumbuhinya.
- Mengatur pertumbuhan dan penjalaran akar-akar (root-spread) di atas permukaan tanah atau batu.
- Mengoreksi bentuk pohon (training).

Tanpa rasa seni, maka tidak akan tercipta suatu bonsai yang sempurna, suatu master-piece. Karena kita tidak akan dapat membuat duplikat dari suatu bonsai, maka tiap bonsai akan merupakan kreasi baru dengan keindahan dan “kepribadian” sendiri.
Dalam training inilah letak seni bonsai dan dalam masa training ini pula ketekunan dan kesabaran kita diuji selama bertahun-tahun.

Sesungguhnya masa training ini tidak ada akhirnya, karena training dimulai dari saat sebatngpohon sukup kuat untuk di-train, hingga pohon tersebut mati tua bertahun-tahun kemudian.

C. Training Akar-Akar Tunjang

Selain teknik mengenai training tanaman sebagaimana telah diuraikan, ada pula teknik khusus untuk training akar-akar tunjang atau sulur pohon-pohon jenis ficus, anatara lain pohon beringin (Ficus benjamina L) dan pohon karet ( Ficus elastica Roxb) yang kita bonsaikan.

Di alam, untaian akar-akar tunjang (sulur) dari pohon-pohon raksasa jenis Ficus, yang beratnya berkilo-kilo itu, dengan sendirinya akan tumbuh vertikal ke bawah dari dahan-dahannya, sampai akhirnya akar-akar tersebut menyentuh permukaan tanah dan seterusnya masuk ke dalam tanah.

Pada pohon Ficus yang kita bonsaikan, akar-akar tunjangnya karena kurang bobot, tidak tumbuh vertikal ke bawah, melainkan tidak beraturan, ada yang tumbuh ke samping, ke depan, ke belakang dan bahkan ke atas! Akibatnya ialah bahwa akar-akar terebut tidak dapat memberikan kesan sebagaimana yang ditimbulkanoleh akar-akar tunjang pohon Ficus yang tumbuh dengan ukuran raksasa di hutan atau di tengah alun-alun.

Oleh karena itu akar-akar tersebut perlu kita train agar tumbuh vertikal kebawah. Caranya adalah dengan melekatkan tanah liat sebesar kelereng dekat pada ujung akar, sehingga karena bobot tanah liat tersebut, akan terpaksa tumbuh lurus vertikal ke bawah. Cara ini hanya dapat kita terapkan pada musim kemarau, karena pada musim hujan,. Tanah liat itu akan terlepas setiap kali tersiram hujan.

Untuk merangsang pertumbuhan akar tunjang pada musim kemarau, ujungnya harus kita basahi berkali-kali sehari. Agar supaya tidak terlalu merepotkan, dapat pula kita masukkan ke dalam tabung-tabung gelas atau tabung plastik kecil, yang berisi air. Umpamanya sedotan plastik untuk minuman yang ujungnya kita sumbat atau kita lipat dan kemudian kita ikat erat-erat. Dengan menggunakan tabung-tabung tersebut kita sekaligus memaksa akar-akar tunjang tumbuh lurus ke bawah sehingga ujung-ujungnya tidak perlu diberi pemberat (tanah liat).

Dengan sebuah alat penyuntik dari plastik yang murah (disposable plastic syringe) yang dapat kita beli di apotek-apotek, atau dengan sebuah pipet (misalnya alat untuk meneteskan obat tetes mata), persediaan air di dalam tabung yang berkurang karena dihisap oleh akar-akar tersebut, kita tambah setiap hari.

Supaya akar-akar tunjang itu tidak tumbuh melekat pada dinding tabung-tabung tersebut, setiap hari tabung-tabung itu kita gerakkan naik turun seikit. Apabila ujung akar terlihat telah sampai ketinggian permukaan tanah, tabungnya kita ambil dan ujung akar kita timbuni dengan tanah.Agar dapat melihat pertumbuhan akar, maka tabungnya harus terbuat dari gelas atau plastik yang tembus pandang.

D. Penuaan (Ageing)

Dengan menggunakan “teknik penuaan”, pohon yang kita kerdilkan itu lebih cepat nampak seperti tua. Penuaan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Dahan-dahan dan ranting-ranting dipaksa (di-train) untuk mendatar atau agak menurun.

2. Akar-akar pada pangkal pohon ditonjolkan dengan cara memaksa akar-akar tersebut untuk menjalar di atas permukaan tanah, sedapat mungkin ke empat jurusan atau lebih, sepanjang beberapa sentimeter.
Maksudnya ialah, selain agar pohon itu kelihatan lebih tua, juga demi keindahan dan supaya pohonnya memberi kesan tumbuh kukuh, tidak mudah tumbang dan batangnya tidak menyerupai tongkat yang ditancapkan di tanah! Demi keindahan, akar yang tumbuhnya tepat ke arah depan, harus dibuang.

3. Ada kalanya sebagian dari batang pohon dikupas kulitnya sehingga terlihat kayunya, atau sebatang dahan tua dikuliti seluruhnya sehingga kayunya kemudian mati dan memutih. Bahkan ada pula yang sebagian batang dikerok kulit dan kayunya sedemikian dalam, sehingga batang pohon itu berongga dan sebagian dari kayunya mati.

Kayu yang memutih akibat kupasan pada batang pohon, dalam bahasa Jepang disebut sabamiki. Dahan yang mati dan kayunya memutih disebut jin, dan lubang pada batang pohon yang berongga, disebut uro.

Perlu diingat bahwa baik sabamiki, jin maupun uro harus terlihat sebagai cacad yang wajar, seakan-akan diakibatkan oleh pengaruh alam selama bertahun-tahun

Tanaman Hias  

Oleh : Russanti Lubis

Tanaman Hias  Orang sering dipusingkan dengan persoalan lahan ketika akan membudidayakan suatu tanaman. Tetapi dengan Kantung Semar Anda cukup memanfaatkan garasi rumah.

Tahukan Anda, bila Kantong Semar yang selama ini kita abaikan, telah lama dibudidayakan di Belanda dan Jerman? Tahukah Anda, jika bibit Kantong Semar itu berasal dari negara kita? Tahukah Anda, kalau Kantong Semar yang selama ini menghiasi teras kita, yang notabeneadalah tanaman pribumi, harus kita beli sebagai tanaman impor? Sehingga, harga tanaman ini pun membubung menjadi jutaan rupiah per potnya, padahal sebenarnya bila kita budidayakan sendiri hanya seharga Rp30 ribu, untuk setiap potnya.

Kantong Semar (Latin: Nepenthes, red.) merupakan nama tanaman hias yang tidak asing lagi di telinga kita. Tapi, baru setahun terakhir ini namanya menjadi buah bibir, terutama di kalangan kolektor danhobiis tanaman hias. Imbasnya, banyak penjual Kantong Semar mengambil langsung dari hutan dan lalu menjualnya. Padahal, tanaman ini memiliki akar yang sensitif sehingga 80% akan mati sebelum sempat dibudidayakan.

Lantas apa sih hebatnya tanaman yang nama Latinnya diambil dari nama gelas anggur ini? Selidik punya selidik, ternyata tanaman merambat ini mempunya banyak kelebihan, lebih tepatnya keunikan, dibandingkan dengan tanaman-tanaman hias lain, hingga Muhammad Mansur pun menjulukinya tanaman hias unik. Sekadar informasi, dulu tanaman hias hanya dibagi menjadi tanaman hias daun dan tanaman hias bunga.

“Kemudian, setelah saya menemukan dan mengembangbiakkan Kantong Semar pada 1997, saya memasukkannya ke dalam kelompok tanaman hias unik. Sebab, sama halnya dengan bunga bangkai yang cuma memiliki bunga, kantong pada Kantong Semar merupakan modifikasi dari sebagian daunnya,” jelas pemilik Thalita Nursery ini. Kantong ini terbentuk secara evolusi sebagai upaya untuk bertahan hidup, mengingat tanaman tahunan ini tumbuh subur di tanah yang miskin unsur hara (gersang).

Di bibir kantongnya yang licin itu, Mansur menambahkan, terdapat nektar (sejenis madu, red.) yang mengeluarkan bau khas yang memancing serangga untuk mendatanginya. Serangga yang mendekat nantinya akan tergelincir masuk ke dalam kantongnya. Di dalam kantong itu, juga terdapat enzim pengurai yang akan menguraikan binatang-binatang tersebut sampai membusuk, larut, dan akhirnya diserap sebagai bahan makanannya.

“Karena itulah, Kantong Semar digolongkan sebagai tanaman karnivora (pemakan daging, red),” katanya. Sekadar informasi, dulu, Kantong Semar hanya dikenal sebagai tanaman pemakan serangga atau berbagai binatang berukuran kecil. Tapi, seiring dengan semakin tingginya ukuran tanaman yang diperkirakan berasal dari Asia Timur ini yaitu mencapai 20 meter, kini ia juga mampu memangsa tikus.

Keunikan tanaman yang banyak dijumpai di Kalimantan dan Sumatra ini bukan cuma itu. “Ia memiliki lima macam bentuk kantong dan aneka warna, tergantung habitatnya. Cairan di dalam kantongnya yang masih tertutup dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai obat diare atau batuk. Sedangkan para petualang menggunakannya sebagai sumber air minum. Akarnya dapat digunakan untuk mengobati demam dan batangnya dimanfaatkan sebagai pengganti tali. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai indikator iklim,” ujar peneliti dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Bogor, ini.

Tanaman yang kini memiliki 121 jenis ini (lebih dari 50%-nya tumbuh di Indonesia, red.), juga dapat diperbanyak dengan mudah baik dengan cara stek batang, menyemai bijinya, maupun memisahkan anakan. Cara paling gampang yaitu dengan stek batang. Sebab, untuk menyemai biji akan terhalang oleh sulitnya mendapatkan bijinya, mengingat sampai sekarang belum ada yang menjual bijinya.

“Bagi pemula, saya sarankan untuk membudidayakan Kantong Semar dengan cara stek batang dan menggunakan bibit hasil budidaya. Karena, bibit yang diambil dari habitat aslinya belum beradaptasi, sehingga mudah mati (hanya mampu bertahan hidup seminggu, red.),” jelas Mansur, yang menjalankan bisnis Kantong Semar ini sejak 2004.

Meski demikian, untuk membudidayakan tanaman yang disebut orang bule tropical pitcher plant ini, kita harus memahami apa maunya dengan mengenal empat poin penting yaitu jenis (tumbuh di dataran rendah, dataran menengah, atau dataran tinggi), kelembaban udara (di atas 50%), pencahayaan, dan media tanam (bukan tanah, karena padat dan cepat busuk).

“Hebatnya, Nepenthes adalah tanaman yang bisa tumbuh tanpa diberi pupuk. Karena, tanaman yang sangat peka dengan zat kimia ini, lebih mengandalkan kantong daripada akarnya,” kata pria yang dari penjualan Kantong Semar-nya meraup penghasilan Rp5 juta–Rp10 juta per bulan ini. Sedangkan dari nursery terbesar di Bogor dan beberapa supermarket, yang secara teratur menerima pasokan tanaman ini, ia membukukan pendapatan Rp3 juta/bulan. Sekadar informasi, Mansur pernah menjual tanaman ini seharga Rp1,5 juta/pot. Nah, tidakkah Anda tertarik untuk tidak sekadar menjadi kolektor Kantong Semar?

7 Keunikan dan Kegunaan Kantong Semar :

- Kantung Semar merupakan tanaman pemakan daging (karnivora)
- Memiliki lima macam kantong dan aneka warna, tergantung habitatnya
- Cairan dalam kantong bisa dimanfaatkan sebagai obat diare atau batuk
- Sumber air minum bagi para petualang
- Akarnya bisa digunakan sebagai obat demam
- Batangnya bisa digunakan sebagai tali
- Kantong Semar bisa digunakan sebagai indikator iklim

Analisa Bisnis Budidaya Nepenthes(stek)

Untuk lahan seluas garasi mobil atau teras rumah, dibutuhkan 10–20 pot bibit Gracilis minimal setinggi 1 meter, yang harganya berkisar Rp100 ribu–Rp150 ribu. Selanjutnya, bibit Nepenthes ini dipotong-potong hingga menghasilkan 20–30 pot. Setelah enam bulan, bibit-bibit ini dapat dijual dengan harga minimal Rp30 ribu per pot.

Investasi

Pembelian bibit sebanyak 10 pot @ Rp150.000,- Rp. 1.500.000,-
Biaya Produksi ----- +
Total Menjadi Rp. 1.500.000,-

Hasil Penjualan

1 pot = 30 pot @ Rp30.000,-
(10 pot = 300 pot x Rp30.000,-) Rp. 9.000.000,- -

Laba Kotor Rp. 7.500.000,-

Catatan:
- Pada tahap awal, risiko keberhasilan 50%. Dalam perkembangannya, risiko ini akan meningkat.
- Harga yang tertera merupakan harga untuk Gracilis hijau. Sedangkan untuk Gracilis yang paling
diminati konsumen yaitu yang berwarna merah dan hitam, dijual dengan harga Rp75 ribu–Rp100
ribu per pot.
- Gracilis dipilih karena ia merupakan jenis Kantong Semar yang mudah tumbuh atau bersifat umum.
- Sedangkan, untuk yang bersifat tidak umum atau sulit tumbuh dan tidak dijumpai di hutan,
biasanya merupakan hasil persilangan (hibrid) seperti Miranda yang dengan tinggi ½ meter, dijual
dengan harga Rp1,5 juta–Rp3 juta untuk setiap potnya.
- Biaya produksi dianggap tidak ada, karena dapat dikerjakan sendiri dan tanaman ini tidak
memerlukan bahan pembantu lain untuk tumbuh.

Tanaman Hias  

1. SEJARAH SINGKAT

Tanaman Hias  Palem adalah tanaman hias yang bersifat kosmopolitan, keberadaannya ditemukan di daerah tropis dan subtropis, di dataran rendah dan tinggi, di pegunungan dan di pantai, di tanah yang subur dan gersang.

2. JENIS TANAMAN

Klasifikasi botani tanaman palem adalah sebagai berikut:
• Divisi : Spermatophyta
• Sub divisi : Angiospermae
• Kelas : Monocotyledonae
• Keluarga : Aracaceae (Palmaceae)
• Genus : Archontophoenix,Mascarena, Cyrtostachys, Roystonea
• Spesies : Ravenea sp. (palem putri); Mascarena lagenicaulis atau Hyophorbe lagenicaulis (palem botol), Cyrtostachys lakka (palem merah) Roystonea sp. (palem raja)

1. Palem putri : Sekilas bentuknya seperti palem raja, daun yang lebih lebar dan warna lebih hijau. Tanaman berasal dari Madagaskar, banyak dimanfaatkan sebagai penghias pinggir jalan atau tanaman pot.

2. Palem botol : Batang bawahnya menggelembung dan batang atas menyempit sehingga mirip bentuk botol. Pertumbuhan lambat, tajuknya sempit sehingga tidak memerlukan tempat yang luas.

3. Palem merah : Disebut juga sebagai pinang merah dan merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh di hutan rawa dataran rendah sampai 500 m dpl. Keistimewaannya terletak pada pelepah dan tulang daun yang merah menyala. Untuk mempertahankan warna merah, palem ini ditanam di tempat yang terik.

4. Palem raja : Dikenal dengan Royal palm karena bentuknya yang menawan dengan batang yang kokoh, daun yang hijau dan segar. Pelepah yang rontok akan meninggalkan bekas lingkaran atau garis berwarna abu-abu putih. Tinggi tanaman mencapai 25- 30 m. Jenis yang banyak ditanam adalah palem raja Kuba. Spesies palem raja yang dikenal adalah Roystonea regia, R. buringuena dan R. elata.

3. MANFAAT TANAMAN

Tanaman hias dari keluarga Araceceae (Palmae) disebut sebagai Kaum Bangsawan dari Kerajaan Tanaman. Keempat tanaman palem di atas adalah tanaman di luar rumah (outdoor plant) yang dimanfaatkan sebagai penghias jalan (palem putri, raja, kadang-kadang botol) atau sebagai tanaman hias di halaman rumah (palem merah dan botol).

4. SENTRA PENANAMAN

Sentra penanaman palem terdapat di Jawa Barat dan Jakarta.

5. SYARAT PERTUMBUHAN

5.1. Iklim

1. Tanaman palem adalah tanaman tropis dan subtropis sehingga selama pertumbuhannya diperlukan penyinaran matahari penuh. Pada waktu perkecambahan dan pembibitan sebaiknya jangan terkena sinar matahari yang langsung.

2. Suhu udara yang diperlukan adalah 25-33 derajat C, dan masih tumbuh baik di luar kisaran suhu udara tropis tersebut.

5.2. Media Tanam
Tanah harus mengandung pasir. Selain itu akar tanaman ini tidak menyukai genangan air.

5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman ini dapat tumbuh mulai dari daratan rendah sampai ke daratan tinggi.

6. PEDOMAN BUDIDAYA

6.1. Pembibitan

Untuk skala produksi palem diperbanyak dengan biji. Pembiakan melalui anakan memiliki resiko kegagalan bila cara yang benar tidak diterapkan.

1) Persyaratan Benih/Bibit

Di antara ke empat palem yang dibahas hanya palem merah yang menghasilkan anakan. Pemisahan anakan palem merah tergolong sulit dan memerlukan waktu sekitar satu bulan. Anakan palem merah tidak bisa dipisahkan secara mendadak dari pohon induknya. Cara pemisahan terdiri 2 cara:

1. Cara irisan bertahap

Iris ¼ bagian rimpang anakan dan biarkan 10 hari.Lanjutkan irisan terdahulu sampai setengah bagian rimpang dan biarkan selama 10 hari.

Iris kembali sampai ¾ bagian dan biarkan kembali 10 hari. Setelah itu anakan dapat dilepas dari pohon induk.

2. Cara irisan langsung
Iris rimpang anakan sampai putus tetapi jangan diambil dari rumpun. Biarkan irisan rimpang hidup selama beberapa bulan. Gali tanah di sekitar anakan itu dan angkat dengan cara putaran.

2) Teknik Penyemaian Benih

Pembibitan dengan biji terdiri atas tiga tahap yaitu pengecambahan, penumbuhan tunas dan pembesaran bibit.

1. Pengecambahan biji

Ambil buah tua yang jatuh atau buah di pohon yang kulitnya berwarna merah atau coklat kehitaman. Rendam buah di dalam air dan kupas kulitnya serta daging buah dengan cara digosok.

Tiriskan biji dan jemur sampai kering. Biji kering dapat disimpan sampai setahun dalam wadah yang bersih, kering dan tertutup. Rendam biji di dalam air yang mengandung Dithane M-45 (2cc/liter) selama 6-12 jam untuk biji lunak dan 2-3 hari untuk biji keras. Perendaman biji di dalam lumpur selama 4 hari menghasilkan biji yang lebih cepat berkecambah.

Masukkan biji basah ke dalam kantung plastik, polybag karung untuk merangsang perkecambahkan. Semprotkan air ke dalamnya, ikat dan taruh di tempat teduh.
Biji berkecambah setelah beberapa minggu: palem putri 2-4 minggu, palem merah 2-4 minggu, palem botol 8-16 minggu dan palem raja 2-4 minggu.

Biji yang baru berkecambah disimpan di dalam wadah berisi media mos (gambut) lembab 2-3 hari sampai radikula (calon akar) muncul.

2. Penumbuhan tunas

Siapkan media tanam terdiri atas sekam padi, pasir, pupuk kandang (1:1:1). Tambahkan furadan atau Dithane M-45 sesuai dosis anjuran. Masukkan media ke dalam pot, polybag atau ember sebanyak 90% dari volume wadah.

Benamkan 1/3 bagian kecambah, letakkan kecambah dengan jarak tanam rapat dan usahakan akar langsung menembus media. Taburkan selapis pasir . Tutup wadah dengan kerudung plastik bening tempatkan di tempat teduh.

Amati 2-3 hari, semprotkan air ke dalam kerudung jika terlihat kering, tutup kembali.
Setelah 1,5-3 bulan daun pertama akan tumbuh. Bibit dapat dipindahkan setelah memiliki 2-4 lembar daun.

3. Membesarkan bibit

Bibit dengan 2-4 lembar daun ditanam di polibag, pot atau wadah lainnya. Siapkan media campuran sekam padi, tanah dan pupuk kandang (1:1:1) dan masukkan ke dalam wadah.

Cabut/congkel bibit dengan hati-hati, tangan dan alat harus bersih. Celupkan akar ke dalam fungisida Dithane M-45 2cc/liter. Tanamkan 1 bibit di dalam tiap pot dan tempatkan di tempat teduh. Setiap 1,5 bulan tambahkan pupuk NPK atau pupuk kandang dengan dosis tergantung besar tanaman dan jumlah media (ukuran polibag). Untuk polibag15-20 cm cukup diberi 1 gram/tanaman (1/2 sendok teh).

Siram tiap hari dan sesuai keadaan cuaca. Pelihara sampai 6-8 bulan. Selama itu keteduhan tempat dikurangi sehingga tanaman dapat beradaptasi dengan sinar matahari terik.

3) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian

1. Bibit dengan 2-4 lembar daun ditanam di polybag, pot atau wadah lainnya.
2. Siapkan media campuran sekam padi, tanah dan pupuk kandang (1:1:1) dan masukkan ke dalam wadah.
3. Cabut/congkel bibit dengan hati-hati, tangan dan alat harus bersih.
4. Celupkan akar ke dalam fungisida Dithane M-45 2cc/liter.
5. Tanamkan 1 bibit di dalam tiap pot dan tempatkan di tempat teduh
6. Setiap 1,5 bulan tambahkan pupuk NPK atau pupuk kandang dengan dosis tergantung besar tanaman dan jumlah media (ukuran polybag). Untuk polybag 15-20 cm cukup diberi 1 gram/tanaman (1/2 sendok teh).
7. Siram tiap hari dan sesuai keadaan cuaca.
8. Pelihara sampai 6-8 bulan. Selama itu keteduhan tempat dikurangi sehingga tanaman dapat beradaptasi dengan sinar matahari terik.

4) Pemindahan Bibit

1. Siapkan media tanam terdiri atas sekam padi, pasir, pupuk kandang (1:1:1). Tambahkan furadan atau Dithane M-45 sesuai dosis anjuran.
2. Masukkan media ke dalam pot, polybag atau ember sebanyak 90 % dari volume wadah.
3. Benamkan 1/3 bagian kecambah, letakkan kecambah dengan jarak tanam rapat dan usahakan akar langsung menembus media.
4. Taburkan selapis pasir .
5. Tutup wadah dengan kerudung plastik bening tempatkan di tempat teduh.
6. Amati 2-3 hari, semprotkan air ke dalam kerudung jika terlihat kering, tutup kembali.
7. Setelah 1,5-3 bulan daun pertama akan tumbuh. Bibit dapat dipindahkan setelah memiliki 2-4 lembar daun.

6.2. Pengolahan Media Tanam

1). Persiapan : Hanya palem botol dan palem merah yang biasa ditanam di dalam pot.
1. Sediakan pot, sebaiknya dari tanah liat, yang ukurannya sesuai dengan bibit/tanaman palem.
2. Siapkan media berupa tanah kebun, pasir dan humus/pupuk kandang (1:1:1) atau sekam padi, sabut kelapa dan pasir (1:2:1) dengan pH 6,5.
3. Tanamkan palem sampai seluruh akar dan 2-3 cm di atas pangkal batang terbenam di dalam tanah. Jika akar tidak terpendam semua, pertumbuhan menjadi lebih lambat.
4. Siram sampai media jenuh air.
2). Pengapuran : Tambahkan kapur dolomit 200 gram/10 kg media.
3). Pemupukan : Anakan ditanam di dalam wadah/media tanam yang berisi tanah kebun, pasir dan pupuk kandang (1:1: 2) atau sekam padi, tanah ladang dan pupuk kandang (1:1:1). Tambahkan Furadan sebelum anakan ditanam.

6.3. Teknik Penanaman

1. Penentuan Pola Tanam : Pola tanam palem botol dan merah biasanya ditanam secara individual jadi jarak tanam tidak menjadi masalah. Selain ditanam di halaman secara indiovidu, palem putri dan raja sering dipakai sebagai pohon penghias sisi jalan . Jarak tanam untuk kedua palem tersebut antara 2,5-3 m.
2. Pembuatan Lubang Tanam : Lubang tanam disiapkan 2 minggu sebelum tanam. Buat lubang tanam 30 x 30 x 30 cm untuk tanah berpasir dan 50 x 50 x 50 cm untuk tanah liat. Jika tanaman yang akan ditanam sudah besar, lubang tanam disesuaikan dengan luasnya perakaran
3. Cara Penanaman : Masukkan tanaman ke lubang tanam dan timbun akar sampai pangkal batang dengan sisa tanah. Padatkan tanah di sekitar batang

6.4. Pemeliharaan Tanaman

1. Pemupukan : Dosis pemupukan tergantung umur tanaman:

a. Pemupukan anorganik: palem putri dan raja yang telah berukuran 3 m memerlukan 3-5 kg NPK. Palem berukuran 2-3 m memerlukan 1-2 kg NPK dan palem kecil berukuran kurang dari 2 m memerlukan 0,5-1 kg NPK.

b. Pemupukan organik: palem putri dan raja yang telah berukuran 3 m memerlukan 5-15 kg pupuk kandang. Palem berukuran 2-3 m memerlukan 2,5-5 kg dan palem kecil berukuran kurang dari 2 m memerlukan 1-2,5 kg. Frekuensi pemupukan anorganik 2-3 kali setahun dan organik 2-4 kali setahun.

2. Pengairan dan Penyiraman : Penyiraman dilakukan sesuai kebutuhan dan tergantung cuaca.

7. HAMA DAN PENYAKIT

Dibandingkan tanaman hias lainnya, palem relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Jika ada, serangan hama biasanya lebih sering terjadi daripada penyakit.

7.1. Hama

1. Belalang (Aularches miliaris dan Valanga nigricans)

Gejala: daun rusak ditandai dengan terlihatnya gigitan tidak teratur di tepi daun. Serangan berat, yang tersisa hanya tulang daun.
Pengendalian: dengan membunuh belalang, menanam tanaman peutup tanah seperti Colopogonium sp. dan Centrosema sp., penggunaan insektisida Basudin 90 SC (2cc/liter).

2. Ulat penggulung daun (Hidari irava)

Gejala: helaian daun palem menggulung, daun palem tinggal tulangnya saja, kadang-kadang hanya hanya separuh anak daun yang ditinggalkan.
Pengendalian: dengan parasit telur Neotelenomus sp. dan Anastatus sp. Pengendalian kimia dengan insektisida Basudin 60 EC.

3. Kutu daun palem (Aspidiotus destructor)

Gejala: daun menjadi merah keabu-abuan. Di permukaan daun tampak bercak menguning. Selanjutnya daun menguning semua, daun tidak tumbuh berkembang dan mati.
Pengendalian: dengan menggunakan parasit hama Scimnus sp. atau Cryptoghatha sp. Pengendalian kimia dengan Malathion, Kelthane, Supracide 0,05%.

4. Kumbang penggorok daun (Brontispa longissima)

Gejala: merusak pohon palem muda, kumbang bersembunyi di antara lipatan anak daun muda yang belum membuka. Daun akan berkerut hingga mati.
Pengendalian: dengan memotong daun yang terserang, menyemprot tanaman setiap 4-6 minggu dengan insektisida berbahan aktif karbaril seperti Carbavin 85 WP, Dicarbam 85 S, Sevin 50 dengan konsentrasi 0,15 % atau berbahan aktif dieldrin seperti Dieldrin 20 Sc dengan konsentrasi 0,16 %.

5. Kumbang palem (Anadastus sp.)

Gejala: kumbang menggerek daun muda kemudian ke daun tua.
Pengendalian: dengan insektisida Dekasulfan 350 EC atau Thiodan 35 EC.

6. Kutu putih (Aleyrodidae sp.)

Kepik ini bergerombil di balik daun atau lipatannya. Cairan madu yang dihasilkan merangsang semut untuk bergerombol.
Pengendalian: insektisida berbahan aktif dimethoate seperti Perfekthion 400 EC.

7. Kutu perisai (Parlatoria sp.)

Gejala: daun menguning yang dimulai dengan bintik kecil kuning.
Pengendalian: membilas daun yang sakit dengan air sabun dan penyemprotan insektisida Supracide 40 EC atau Dimacide 400 EC.

8. Tungau merah (Tetranychus urticae)

Gejala: menyerang dari tanaman bagian bawah ke atas. Daun yang diserang menjadi kuning, kusam, kuning pucat dan layu bila disiram.
Pengendalian: dengan akarisida Kelthan, Endosan, Moroscide atau Acarin serta membersihkan gulma di sekeliling tanaman.

7.2. Penyakit

1. Bercak daun :

Penyebab: jamur Fusarium sp., Pestalotia sp., Gloesporium sp. dan lain-lain.
Gejala: pada daun tua atau muda terdapat bercak berbagai bentuk berwarna kuning atau hijau yang akan menghilang. Bercak ini meninggalkan bekas terang berwarna hitam, abu-abu dan coklat. Bagian tersebut kemudian kering. Serangan berat seluruh tajuk kering dan daun menutup. Buah akan rontok.

Pengendalian: memotong dan membakar bagian yang sakit, penyemprotan fungisida Dithane M-45, Difolatan 4F dengan kepekatan 0,1-0,2 %.

2. Layu pucuk

Penyebab: jamur Thielaviopsis sp., Botrydiplodia sp., Fusarium sp., Chlaraopsis sp., Erwinia sp. dan Pseudomonas sp.
Gejala: daun mahkota layu secara tiba-tiba, daun menjadi kusam, pelepah daun bergantungan dan gugur. Kematian terjadi dengan cepat (1-3 bulan).

Pengendalian: memperbaiki pengelolaan tanaman termasuk pemupukan yang berimbang, sanitasi lingkungan, membuang dan membakar tanaman yang terserang.

3. Penyakit akar

Penyebab: jamur parasit dan nematoda. Perubahan warna daun, ujung daun mengkerut dan kering.
Gejala: dapat menyebar ke pangkal daun.

Pengendalian: sama dengan yang dilakukan untuk penyakit layu pucuk.

8. PASCAPANEN

8.1. Pengemasan dan Pengangkutan

Palem yang akan dikirim ke tempat jauh harus dikemas sedemikian rupa agar tidak rusak (fisik dan fisiologis) sesampainya di tujuan. Untuk palem yang masih muda dan masih ditanam di dalam polibag. Pengangkutan dilakukan dengan menyusun polybag di mobil pengangkut.

9. GAMBARAN PELUANG AGRIBISNIS

Saat ini tanaman palem sedang banyak diminati dan menjadi trend masyarakat kota dari
golongan menengah dan atas sehingga harga palem saat ini labih baik daripada sebelumnya. Dengan demikian, dalam berbisnis palem, trend ini harus selalu diperhitungkan. Supaya minat masyarakat terhadap palem tidak padam, perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas palem yang dijual, membuat penampilan tanaman yang menarik dan baru, menyebarkan informasi kegunaan palem. Perlu diingat bahwa palem sangat bersifat ornamental. Sebagai tanaman peneduh jalan, palem (misalnya palem raja, aleksander) tidak banyak berfungsi kecuali jika dipadukan dengan tanaman bertajuk lebar seperti Filisium atau flamboyan. Untuk memperkuat basis agribisnins palem, perlu pula dikembangkan teknik produksi benih dan bibit sehingga dihasilkan benih dan bibit yang berkualitas ekspor. Menembus pasaran luar negeri berarti juga mempelajari minat mancanegara terhadap palem putri, botol, merah dan raja.

DAFTAR PUSTAKA
1. 1) Nazaruddin, Ir & Syah Angkasa, Ir. 1997. Palem Hias. Penebar Swadaya.Jakarta.
2. 2) Trubus no. 340. 1998. Menanam Palem Tanpa Tanah.

Tanaman Hias  


Tanaman Hias  Bagi anda penggemar tanaman hias khususnya aglaonema dan sering mengunjungi pameran / expo tanaman hias di seputar wilayah Jabodetabek, anda akan sering menemui stand dari nursery yang satu ini. Ya, “Bunga Desa” sebuah nursery spesialis Aglaonema yang telah eksis sejak tahun 2005 yang lalu.

Adalah Mirza Mandong sang pemilik yang memulai menekuni bisnis tanaman hias, khususnya Aglaonema disela-sela kegiatannya sebagai seorang karyawan swasta yang berkantor dibilangan kuningan, Jakarta. Masih segar dalam ingatannya, ketika Aglaonema mengalami booming di Indonesia, Mirza mengendus peluang usaha ini. Dengan pengetahuan secukupnya, iapun mulai membuka usaha tanaman hias dirumahnya di kawasan Bintaro dan diberi nama Bunga Desa Nursery. Dari awal memang Mirza sudah menetapkan Aglaonema sebagai spesialisasinya. Dimulai dengan menjual / beli aglo lokal dan beberapa aglo non lokal yang dibelinya dari pedagang yang dikenalnya disebuah pameran. Dengan ketekunan dan keuletannya, usahanya terus berkembang tidak hanya menjadi sebuah nursery rumahan. Pelan tapi pasti nama Bunga Desa mulai sering muncul di beberapa pameran di Jabodetabek. Tak sampai setahun, karena tak mau berpuas diri hanya menjadi “perantara” antara eksportir kepada pedagang, iapun memberanikan diri terbang ke Bangkok untuk menyambangi sarang sang ratu daun disana.

Pada awalnya memang tidak mudah. Pengetahuan tentang situasi “medan” di Thailand yang masih minim, serta peta perizinan yang yang harus ditempuh tak membuatnya surut. Ketekunannyapun membawa hasil. “ Minimal sebulan sekali saya pergi ke Bangkok dan Rayong untuk berbelanja Aglaonema. Pada awalnya saya berbelanja seribu batang Aglo. Lalu meningkat hinga dua-tiga kali lipat ” katanya. Tak hanya menjual aglo kepada pembeli langsung yang datang ke rumahnya atau di pameran, Bunga Desa juga memasok aglo ke beberapa pedagang yang menjadi langganan tetapnya. Tercatat beberapa pedagang aglo dari Depok, Tangerang, Bogor, Purwakarta dan Serang rutin mengambil barang dagangan darinya.



Ketika kemudian Aglaonema mengalami booming, pemintaan dari pedagang-pedagang langganannya-pun meningkat pesat. Tetapi sayang, kesempatan yang terbuka lebar ini tidak mampu dimanfaatkan secara maksimal. Kesibukannya di tempat kerja, membuatnya tak bisa leluasa mondar-mandir Jakarta – Bangkok. Kesetiaannya pada aglonema memang luar biasa. Ketika Anthurium mengalami masa booming berkali-kali, Bunga Desa tetap setia dengan Aglaonema. Pernah suatu ketika di perhelatan Flona 2007, ketika Anthurium benar-benar menguasai Lapangan Banteng, saya beberapa kali berdiskusi dengan Mirza di stand-nya. Ia mengatakan, Justru dikesempatan itulah ia bisa memetik untung lebih besar. Alasannya, ketika banyak Nursery, Importir dan pedagang berpaling dan konsentrasi pada Anthurium, “pemain” aglo menjadi berkurang. Berarti persaingan-pun menjadi berkurang, sedangkan konsumen yang mencari aglo masih tetap seperti sedia kala.

Demikain pula ketika trend Sansevieria dan Puring mulai menggeliat, walaupun tidak sampai mengalami booming, Mirza dan Bunga Desa tidak pernah berpaling sekalipun dari aglaonema yang telah “membesarkannya”.

Saat ini, ketika trend dan bisnis tanaman hias mengalami “koreksi” besar-besaran-pun tak merubah wajah Bunga Desa. Ketika ditemui di stand S-03 Trubus Agro Expo Cibubur, Mirza mengatakan : “ Permintaan dan penjualan Aglaonema saat ini masih tetap banyak seperti sedia kala. Hanya memang harga mengalami penurunan. Justru keadaan ini semakin bagus. Bagi pembeli yang dulu ingin mengkoleksi banyak aglo, mengalami kendala pada harga. Nah saat ini harga yang jauh terjangkau, membuat mereka bisa melengkapi koleksinya tanpa merongrong isi kantongnya”. Ditanya tentang rutinitasnya “jalan-jalan” ke bangkok, Mirza menuturkan saat ini masih seperti biasa, setiap bulan sekali belanja aglo langsung dari Thailand. Karena permintaan yang masuk dari pedagang dan pelanggannya terus mengalir, disamping dengan mengikuti pameran yang rutin digelar seperti Rangkain Trubus Agro Expo seperti saat ini.

Bagi anda penggemar aglaonema yang ingin melengkapi koleksi anda, atau ingin mencoba membuka usaha menjual Aglaonema dan ingin mendapatkan kualitas aglo dan harga aglo yang spesial, anda bisa menghubungi Mirza Mandong dialamat :
Tanaman Hias  

Tanaman Hias  Bersamaan dengan dilangsungkannya Trubus Agro Expo 2009 di Taman Bunga Wiladatika – Cibubur pada tanggal 26 Februari – 8 Maret 2009, panitia Expo menyelenggarakan “Parade Aglaonema”. Yaitu berupa sebuah kegiatan yang memamerkan / memajang Aglo-aglo silangan Sang maestro sekaligus Bapak Aglaonema Indonesia, Greg Hambali. Parade diadakan dalam sebuah tenda besar yang terletak diujung “dalam” lokasi pameran.

Dalam parade ini, dipamerkan lebih daridelapanpuluh pot aglo lokal silangan Greg, yang dikoleksi oleh beberapa kolektor maupun koleksi pribadi Indri Hambali. Beberapa jenis yang sudah banyak dikenal masyarakat luas hampir semuanya dipamerkan. Mulai dari Donna Carmen, Pride of Sumatera, JT 2000, Angella, Super Pride, Ria, Stella, Hot Lady, Srikandi, Widuri, Theresa, Mutiara, Sexy Pink hingga aglo super langka Harlequin. Ada juga beberapa jenis yang mungkin masih jarang terdengar atau ditemui macam Astuti, Mahardhika, Sartika, Jasmine dan Ilumination.

Selain deretan pot-pot aglo silangan Greg Hambali, didalam arena Parade juga dihiasi oleh berbagaimacam aglo silangan non lokal yang ditata apik menjadi rangkaian sebuah taman aglo. Untuk lebih jelasnya, silahkan menyimak beberapa foto berikut ini.