June 2012
Perkembangan Ekspor KOPI Bubuk


KOPI dengan kode HS 090121 yakni KOPI digongseng, tidak dihilangkan kafeinnya, dan 090122 yakni KOPIdigongseng, dihilangkan kafeinnya hampir seluruhnya dalam bentuk bubuk. Andaikan ada dalam bentuk “unground” pun, hanya dalam jumlah kecil saja (kurang dari 10%). Oleh ITC keduanya disatukan dengan pertimbangan bahwaKOPI digongseng atau disangrai dan masih “unground” pada akhirnya akan dibuat bubuk dengan proses yang mudah. Dengan demikian berdasarkan data ITC, ekspor KOPI bubuk Indonesia kurang dari satu persen dari total ekspor. Pada 2008 misalnya, ekspor dalam bentuk biji masih sangat mendominasi yakni mencapai 99,8% dari total 468.749 ton. Paling tidak ada dua alasan mengapa ekspor KOPI Indonesia masih tetap dominan dalam bentuk biji, pertama karena pihak importir di negara tujuan utama ekspor KOPI seperti Jepang lebih menginginkan ekspor dalam bentuk biji dari pada sudah dalam bentuk bubuk atau dalam bentuk KOPI olahan lainnya.

Pihak importir atau negara-negara konsumen lebih suka mencampur sendiri dari pada membeli KOPI bubuk olahan. Karena mereka lebih paham selera pasar konsumen KOPI di negaranya sendiri, dan juga memiliki pengalaman dalam roasting dan blending KOPIsangat baik. Kedua, para eksportir dari Indonesia sendiri juga lebih menyukai ekspor dalam bentuk biji karena langsung mendapat pembayaran dalam bentuk cash, dari pada mensuplai produsen KOPI dalam negeri yang kadang kala pembayarannya setelah barang dikirim plus dibebankan pajak pertambahan nilai (PPN). Sekalipun mungkin saja profit penjualan ke pasar lokal lebih besar dibandingkan ekspor.

Yang menarik pula adalah selain volume ekspor KOPI bubuk Indonesia masih kecil, dalam tujuh tahun terakhir ekspor tampak fluktuatif dengan kecenderungan volume yang makin menurun. Untuk HS 090121, pada 2008 hanya tercatat sebanyak 153 ton saja, dan tertinggi pada 2009 yakni sebesar 1.567 ton. Jumlah ini pun berdasarkan data BPS yang Kode HS-nya ditampilkan lebih rinci menunjukkan bahwa KOPI yang benar-benar bubuk hanya 138,5 ton (HS 0901212). Sisanya yang 14,5 ton (HS 0901211) adalah dalam bentuk biji yang disangrai.

Kemudian, untuk HS 090122, pada 2008 tercatat sebanyak 108 ton. Jumlah ini menurut data BPS hampir seluruhnya (99,3%) atau 107.468 kg dalam bentuk bubuk (HS 0901222), dan sisanya yang 741 kg (HS 0901221) dalam bentuk biji disangrai (tidak ditumbuk). Pada 2009 volume ekspor naik menjadi 349 ton.

Menurut data ITC, ekspor tertinggi KOPI bubuk digongseng dan tidak dihilangkan kafeinnya terjadi pada 2009 yakni 1,567 ton ton. Sedangkan KOPI bubuk digongseng dan dihilangkan kafeinnya terjadi pada 2006 yakni mencapai 1.471 ton.

Sama halnya dengan volume ekspor KOPI digongseng baik yang tidak dihilangkan kafeinnya maupun dihilangkan kafeinnya tergolong kecil dibandingkan ekspor KOPI dalam bentuk biji, masing-masing US$ 1,03 juta atau 0,10% untuk ekspor dengan kode HS 090121 dan US$ 0,41 juta atau 0,04% untuk ekspor dengan kode HS 090122. Padahal harga KOPI bubuk baik yang digongseng maupun yang tidak digongseng cenderung terus meningkat dalam lima tahun terakhir (2004-2008), setelah sebelumnya cenderung terus menurun hingga tahun 2003. Momentum kenaikan harga ini mustinya dapat dimanfaatkan oleh produsen KOPI bubuk di dalam negeri untuk menggenjot volume ekspor. Sayangnya hal itu tidak terjadi.
binaukm.com
no image


Ciri - Ciri 

TIPS BUDIDAYA TANAMAN BUNCIS

* Warna Polong Hijau Muda Terang
* Ukuran buah Panjang 15 - 17 cm
* Berbiji Hitam Mulus
* Buah lentur dan Tidak Mudah Patah


KEUNGGULAN PRODUK
 * Genjah
* Buah lentur
*Tidak mudah patah, sehingga tahan transportasi
* Produktifitas tinggi

DESKRIPSI VARIETAS*
 Warna polong hijau muda terang* Ukuran buah panjang 15 - 17 cm* Berbiji hitam mulus* Sangat Produktif* Buah lentur dan tidak mudah patah

BUDIDAYA
 A. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah adalah semua pekerjaan yang ditujukan pada tanah untuk menciptakan media tanam yang ideal, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Pembersihan rumput-rumputan, penggemburan tanah, dan pembuatan parit-parit drainase adalah termasuk pengolahan tanah.Setelah bersih dari gulma, pekerjaan selanjutnya adalah membajak tanah. Tanah dibajak dan dicangkul 1-2 kali sedalam 20-30 cm. Untuk tanah-tanah berat pencangkulan dilakukan dua kali dengan jangka waktu 2-3 minggu. Sedangkan untuk tanah-tanah ringan pencangkulan cukup dilakukan sekali saja.

B. Penanaman 
 Jarak tanam yang digunakan adalah20 x 50 cm, baik untuk tanah datar atau tanah miring. Dan bila kesuburan tanahnya tinggi, maka sebaiknya menggunakan jarak tanam yang lebih sempit lagi, yaitu 20 x 40 cm.Setelah menentukan jarak tanam, kemudian membuat lubang tanam dengan cara ditugal. Agar lubang tanam itu lurus, sebelumnya dapat diberi tanda dengan ajir, bambu, penggaris atau tali. Tempat yang diberi tanda tersebut yang ditugal. Kedalaman tugal 4-6 cm untuk tanah yang remah dan gembur, sedangkan kedalaman 2-4 cm untuk jenis tanah liat. Hal ini disebabkan pada tanah liat kandungan airnya cukup banyak, sehingga dikhawatirkan benih akan membusuk sebelum mampu berkecambah.

C. Pemeliharaan* 
  PemupukanPemupukan ini dapt dilakukan pada umur 14-21 hari setelah tanam. Pupuk yang diberikan hanyalah Urea sebanyak 200 kg / ha, caranya cukup ditugal kurang lebih 10 cm dari tanaman. Setelah itu ditutupi kembali dengan tugal atau diinjak dengan khaki.* PengairanAir yang diberikan alam sangat terbatas dan seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman.* PengguludanPenginggian guludan atau bedengan dilakukan pada saat tanaman berumur kurang lebih 20 dan 40 hari. Lebih baik dilakukan pada saat musim hujan. Tujuan dari peninggian guludan adalah untuk memperbanyak akar, menguatkan tumbuhnya tanaman dan memelihara struktur tanah.* Pemasangan turus atau lanjaranPelaksanaan pemasangan turus dapat dilakukan bersamaan dengan peninggian guludan yang pertama, yaitu pada saat tanaman berumur 20 hari.* PemangkasanUntuk memperbanyak ranting-ranting sehingga diperoleh buah yang banyak, maka tanaman buncis perlu dipangkas. Pemangkasan sebatas pembentukan sulurnya. Pelaksanaan pemangkasan dilakukan bila tanaman telah berumur 2 dan 5 minggu.

HAMA DAN PENYAKIT
 A. HAMA

1. Kumbang Daun

Gejalanya daun kelihatan berlubang-lubang bahkan kadang-kadang tinggal kerangka atau tulang-tulang daunnya saja. Tanaman menjadi kerdil dan polongnya kecil-kecil.Pengendaliannya : Bila sudah terlihat adanya telur, larva, maupun kumbangnya maka dapat langsung dibunuh dengan tangan. Atau dapat juga diberantas dengan insektisida Lannate 25 WP, dengan konsentrasi 1,5-3 cc/l air atau 300-6001 larutan setiap hektar.

2. Penggerek polong

Gejalanya : polong yang masih muda mengalami kerusakan, bijinya banyak yang keropos. Akan tetapi, kerusakan ini tidak sampai mematikan tanaman buncis.Pengendalian : Dilakukan dengan tanam serentak, usahakan pula tidak ada tanaman inang disekitar tanaman buncis, misalnya tanman orok-orok perlu juga dilakukan penyemprotan dengan insektisida.

3. Lalat kacang

Gejalanya : Daun berlubang-lubang dengan arah tertentu, yaitu dari tepi daun menuju tangkai atau tulang daun, gejala lebih lanjut berupa pangkal batang yang membengkok/pecah kemudian tanaman menjadi layu,berubah kuning, dan akhirnya mati yang masih muda. Apabila tidak mati maka tumbuhnya kerdil sehingga produksinya sedikit.Pengendalian : Setelah biji buncis ditanam sebaiknya segera diberi penutup jerami daun pisang, penanaman dilakukan secara serentak. Bila tanaman sudah terserang secara berat maka segeralah dicabut dan dibakar atau dipendam dalam tanah, apabila erangan belum terlalu berat maka segeralah diberi insektisida.

4. Kutu daun

Gejala akan lebih jelas terlihat pada tanaman-tanaman yang masih muda. Bila serangannya hebat, maka pertumbuhannya

Menjadi kerdil dan batang memutar (mimilin). Daunnya menjadi keriting dan kadang berwarna kuning.Pengendaliannya dengan cara memasukkan musuh alaminya yaitu lembing, lalat dan jenis dari Coccoinellidae, atau dengan menggunakan insektisida Orthene 75 Sp.5. Ulat jengkal

semuGejalanya dibawah daun terdapat telur yang bergerombol. Setelah menetas ulatnya akan memakan daun-daun baik yang muda maupun yang tua. Daun menjadi berlubang bahkan dapat habis sama sekali. Akibatnya, tanaman menjadi kerdil karena tidak sempurna melakukan fotosintetis.Pengendaliannya : dapat dibunuh satu persatu atau dengan sanitasi, yaitu membersihkan gulma-gulma yang dapat dijadikan sebagai tempat persembunyian hama tersebut. Bisa juga dengan menggunakan insektisida Hotathion 40Ec.6. Ulat penggulung daunGejalanya daun kelihatan seperti menggulung dan terdapat ulat yang dilindungi oleh benang sutera dan kotoran. Polongnya sering pula ikut direkatkan bersama-sama dengan daunnya. Daun juga nampak berlubang-lubang bekas gigitan dari tepi sampai ketulang utama, hingga habis hanya tinggal urat-uratnya saja.Pengendaliannya : sebaiknya daun yang terkena segera dibuang atau dibakar, apabila masih ada serangan maka dilakukan penyemperotan dengan insektisida. Insektisidanya yaitu Azodrin 15 WSC.

B. PENYAKIT

1 Penyakit Antraknosa.Gejala :
- Polong Buncis muda terdapat bercak-bercak kecil dengan bagian tepi warna coklat karat dengan warna kenerah-merahan. Bentuknya tidak beraturan antara yang satu dengan yang lain, bila udara lembab akan terdapat spora yang berwarna kemerah-merahan.
- Pengendaliannya :Sebaiknya dipilih bibit yang benar-benar bebas dari penyakit atau dapat juga dengan merendam benih dalam fungisida Agrosid 50SD sebelum ditanam. Dengan penyemperotan fungisida Delsene Mx200, konsentrasi 1-2 gr/lt air. Juga bisa dengan fingisida Velimek 80WP dengan konsentrasi 2-2,5gr/lt air.

2. Penyakit Embun Tepung
Gejala :Daun, batang, bunga dan buah berwarna putih keabuan (kelihatan seperti kain beludru).Pengendaliannya :Bagian yang sudah terserang sebaiknya dipotong atau dibakar. Dapat juga disemprot dengan fungisida Morestan 25WP, konsentrasinya 0,5 - 1 gr/lt air dan volume larutan 1.000 lt/ha.

3. Penyakit Layu

Gejala :Tanaman akan terlihat layu, kuning dan kerdil. Bila batang tanaman yang diserang dipotong melintang, maka akan terlihat warna coklat atau dipijat akan keluarlah lendir yang berwarna putih.Pengendaliannya :Dilakukan dengan cara menyiram tanaman dengan air yang bebas dari penyakit, bila hendak membuat persemaian lebih baik tanah disterilisasi dulu dengan air panas 100o C. Dilakukan dengan penyemprotan fungisida Agrept 20 WP dengan konsentrasi 0,5 - 1/lt air.

4. Penyakit Bercak daun

Gejala :Daun bercak kecil berwarna coklat kekuningan lama kelamaan bercak akan melebar dan bagian tepinya terdapat pita berwarna kuning.

Akibat lebih parah, dau akan menjadi layu dan berguguran. Bila sampai menyerang polong, maka polong akan bercak kelabu dan biji yang terbentuk kurang padat dan ringan.Pengendaliannya :Benih buncis direndam dulu dalam air panas dengan suhu 48 C selama 30 menit. Bilas dengan air dingin dan keringkan. Dengan penyemprotan menggunakan Baycor 300EC, konsentrasi 0,5 - 1 lt/ha. Bisa juga menggunakan Bayleton 250EC, konsentrasi 0,25-0,5 lt/ha.

5. Penyakit Hawar Daun

Gejala :Pertama-tama terlihat bercak kuning dibagian tepi daun, kemudian meluas menuju tulang bagian tengah. Daunnya terlihat layu, kering dan coklat kekuningan. Bila serangannya hebat, daun terlihat berwarna kuning, seluruhnya dan akhirnya rontok, gejala tersebut dapat meluas kebatang, sehingga lama kelamaan tanaman akan mati.Pengendaliannya :Dengan cara memilih benih yang berkwalitas baik. Perendaman benih dalam Sublimat dengan dosis 1gr /Lt air selama 30 menit.

6. Penyakit Busuk Lunak

Gejala :Daun bebercak, berair warnanya menjadi kecoklatan. Gejala ini cepat menjalar ke seluruh bagian tanaman. Sehingga tanaman menjadi lunak, berlendir dan berbau busuk.

Pengendaliannya :Tanaman yang sudah terserang berat sebaiknya dibuang dan di bakar, dapat dilakukan dengan menyemprotkan Cupravit OB-21, dengan konsentrasi 4gr/lt air, Delsene Mx200, konsentrasi 2-4 gr/lt air.

7. Penyakit Karat

Gejala :Pada jaringan daun terdapat bintik-bintik kecil berwarna coklat, baik dibagian daun sebelah atas maupun sebelah bawah. Biasanya dikelilingi dengan jaringan khlorosis.Pengendaliannya :Dapat ditanam varitas buncis yang tahan dengan penyakit karat yaitu ; Manoa Wonder. Tanaman yang terserang berat sebaiknya dicabut dan dibakar.

8. Penyakit Damping Of

Gejala :Bagian batang bawah yang terletak dibagian keping biji terlihat berwarna putih pucat karena mengalami kerusakan khlorofil.Pengendaliannya :Siram tanaman dengan air yang bebas penyakit, media semai yang dipakai juga yang telah disterilkan terlebih dahulu. Bisa juga menggunakan Antracol 70WP, konsentrasi 2gr/lt air, volume larutan 600-800 lt/ha.

9. Penyakit Ujung Kriting

Gejala :Daun-daun muda menjadi kuning dan keriting, sedangkan daun yang sudah tua menggulung / melilin.Penegndaliannya :Dengan menanm tanaman yang resisten (tahan penyakit). Apabila tanaman yang sudah terserang penyakit, sebaiknya segera dicabut atau dibakar.

Bisnis tanaman hias seperti anggrek merupakan bisnis yang relatif stabil dan tidak mengemal fluktuasi. Tanaman anggrek memiliki penggemar yang loyal, tidak heran usaha budidaya anggrek ini bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama. Harga tanaman anggrek juga relatif stabil, harga tergantung pada varietas. Jika anggrek termasuk langka maka harganya cukup mahal. Salah satu yang menekuni bisnis anggrek adalah Hasan Sulaeman Syah, seorang sarjana pertanian dari Magelang, Jawa Tengah.

Usaha budidaya anggrek Hasan,bermula dari skripsinya yang mengulas seputar anggrek dalam botol, dari skripsi tentang anggrek tersebut lantas membuatnya tertarik untuk berwirausaha.

Lokasi kebunnya di daerah Nambangan,Blabak, Magelang, menjadi tempat grosir tanaman anggrek. Awal usaha anggrek Hasan dirintis saat ia masih nganggur selepas selesai kuliah, lantas terpikir untuk menerapkan disiplin ilmu yang ia miliki. Selain itu petani anggrek di daerah Magelang masih sedikit, peluang bisnis ini coba ia tekuni ditambah dengan latar belakang ilmunya dan hobi Hasan akan anggrek.

Setelah lulus di tahun 1998 ,dari Universitas Tidar Magelang, ia kemudian mencoba untuk budidaya anggrek dengan memanfaatkan lahan di loteng rumahnya yang berukuran 3 x 6 meter. Hingga akhirnya di tahun 2003, ia mulai membisniskan anggreknya.

Usaha kerasnya membuahkan hasil, yaitu dengan diperolehnya 4 kebun untuk budidaya anggrek-anggreknya. Kebun-kebun itu berada di Nambangan, kawasan Blabak, Magelang, yang memang dikhususkan untuk bisnis grosir anggrek.

Sedangkan lokasi kebun di Candi Mulyo ia pakai sebagai tempat pembesaran dan menanam anggrek, serta di dalam taman Kyai Langgeng. Di taman Kyai Langgeng ini, Hasan mempunyai lahan seluas 180 meter persegi dalam bentuk green house dan bekerjasama dengan Dinas Pertanian.

Anggrek Vanda, Salah Satu Jenis Anggrek Yang Menawan

Di Nambangan, dengan memanfaatkan lahan seluas 500 meter persegi, Hasan membudidayakan anggrek dengan melakukan pembibitan di dalam botol. Media yang digunakan jenis Smith Ferguson ditambah arang (media agar-agar
Hasan tidak melakukan penanaman bibit anggrek langsung dari biji F1 nya. Namun ia membeli dalam bentuk F2 dan F3 dari kawasan Jawa Timur dan Jakarta, bahkan juga dari seorang importir dari Bangkok, Thailand.

Berbagai jenis bibit anggrek dapat dibudidayakan di dalam botol. Meski usaha untuk pembibitan anggrek dalam botol bukanlah suatu hal yang baru, tapi masih sedikit hobiis yang melakukannya. Biasanya mereka takut jika gagal, dan anggreknya akan mati sebelum sempat dikeluarkan dari botol.

Tanaman anggrek merupakan tanaman yang memiliki daya tahan terhadap ruangan kedap udara selama berbulan-bulan. Oleh karena itu media tanam dalam botol mulai digemari karena unik dan dapat dibawa kemana-mana bahkan hingga ke luar negeri. Hampir semua jenis anggrek telah dimiliki oleh Hasan. Setidaknya ada 7000 koleksi tanaman anggrek, baik dalam bentuk botol atau anggrek yang sudah dalam masa pembesaran.