2015

Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Hias Anggrek

TANAMAN HIAS  : Anggrek adalah tanaman hias bunga yang bersifat benalu yang bunganya indah. Bunga Anggrek sudah dikenal lama sejak 200 tahun lalu. Dan dalam 50 tahun terakhir mulai dibudidayakan dan diminati secara luas di Indonesia. Bagi Anda yang tertarik melakukan budidaya tanaman ini, berikut Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Hias Bunga Anggrek.

Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Hias Bunga Anggrek

JENIS TANAMAN
Jenis anggrek yang terdapat di Indonesia termasuk jenis yang indah antara lain: Vanda tricolor terdapat di Jawa Barat dan di Kaliurang, Vanda hookeriana, berwarna ungu berbintik-bintik berasal dari Sumatera, anggrek larat/Dendrobium phalaenopis, anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple Blossom, anggrek Paphiopedilun praestans yang berasal dari Irian Jaya serta anggrek Paphiopedilun glaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah. Tanaman anggrek dapat dibedakan berdasarkan sifat hidupnya, yaitu:
  1. Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
  2. Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditumpangi, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
  3. Anggrek tanah/anggrek Terrestris adalah jenis anggrek yang hidup di atas tanah.

MANFAAT TANAMAN
Manfaat utama tanaman ini adalah sebagai tanaman hias karena bunga anggrek mempunyai keindahan, baunya yang khas. Selain itu anggrek bermanfaat sebagai campuran ramuan obat-obatan, bahan minyak wangi/minyak rambut.

SENTRA PENANAMAN
Sentra tanaman anggrek di Eropa adalah Inggris, sedangkan di Asia adalah Muangthai. Di Indonesia, anggrek banyak terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra ataupun di Irian Jaya.

SYARAT PERTUMBUHAN
1. Iklim
  1. Angin tidak dan curah hujan terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek.
  2. Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek.
  3. Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 derajat C. Jika suhu udara malam berada di bawah 12,7 derajat C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan untuk ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng).
  4. Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan tetapi menyukai kelembaban udara di siang hari 65-70 %.
2. Media Tanam
Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu:
  1. Media untuk anggrek Ephytis dan Semi Ephytis terdiri dari:
    1. Serat Pakis yang telah digodok.
    2. 2. Kulit kayu yang dibuang getahnya.
    3. Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu.
    4. Ijuk.
    5. Potongan batang pohon enau.
    6. Arang kayu .
    7. Pecahan genting/batu bata.
    8. Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya. Untuk anggrek Semi Epirit yang akarnya menempel pada media untuk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang/daun-daunan.
  2. Media untuk anggrek Terrestria : Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis dan lainnya.
  3. Media untuk anggrek semi Terrestria : Bahan untuk media anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak besar, ditambah pupuk kandang sekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan genting, serabut kayu, serat pakis dan lainnya. Derajat keasaman air tanah yang dipakai adalah 5,2.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman anggrek dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
  1. Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl) : Anggrek panas memerlukan suhu udara 26-30 derajat C pada siang hari, 21 derajat C pada malam hari, dengan daerah ketinggian 0-650 meter dpl. Contoh jenis anggrek ini adalah:
    1. Dendrobium phalaenopsis
    2. Onchidium Papillo
    3. Phaphilopedillum Bellatum
  2. Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl) : Anggrek sedang pada suhu udara siang hari 21 derajat C dan 15–21 derajat C,pada malam hari, dengan ketinggian 150-1500 m dpl.
  3. Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl) : Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-21 derajat C di siang hari dan 9–15 derajat C pada malam hari, dengan ketinggian = 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis Cymbidium.
PEDOMAN BUDIDAYA
1. Pembibitan
  1. Persyaratan Bibit : Bibit anggrek yang baik, sehat dan unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat dan indah.
  2. Penyebaran Biji : Bibit anggrek berasal dari biji yang disemaikan. Adapun penyebaran biji anggrek sebagai berikut:
    1. Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji harus bersih.
    2. Mensterilkan biji : Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan dalam 100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dalam botol. Biji dimasukan dalam botol dan digojog 10 menit. (biji anggrek yang semula kuning kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang dan diganti dengan aquades, digojog berulang kali (2–3 kali).
    3. Penyebaran biji anggrek : Botol-botol yang telah disterilkan dapat digunakan untuk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus untuk menghilangkan kuman. Untuk memasukan biji anggrek ke dalam botol digunakan pipet yang dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yang telah terbuka kemudian diisi biji anggrek dan diratakan keseluruh permukaan alas makanan yang telah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi di atas spritus kemudian ditutup kembali.
  3. Teknik Penyemaian Benih :
    1. Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya biji anggrek, yang kosong berwarna putih dan yang isi kuning coklat/warna lain.
    2. Mempersiapkan botol yang bermulut lebar bersih dan tidak berwarna agar dapat meneruskan cahaya matahari yang dibutuhkan dan mudah dilihat.
    3. Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali untuk memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yang dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga agar bakteri/jamur tidak masuk sehingga tidak terinfeksi atau terkontaminasi.
    4. Mempersiapkan lemari kaca (ent-kas) yang bersih dari bakteri/jamur dengan kain yang sudah dicelup formalin udara dalam lemari disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin supaya menguap mensterilkan kaca (ent-kas).
    5. Pembuatan sterilsasi alas makanan dan untuk membuat alas makanan anggrek biasanya dipakai resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:
      1. Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram
      2. KH2PO4 : 0,25 gram
      3. MgSO47H2O : 0,25 gram
      4. (NH4)2SO4 : 0,25 gram
      5. Saccharose : 20 gram
      6. FeSO4 4H2O : 0,25 gram
      7. MnSO4 : 0,0075 gram
      8. Agar-agar : 15–17,5 gram
      9. Aquadest : 1000 cc
      • Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper. Sterilisasi dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf yang sampai 110 derajat C selama setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada tempat bersih, dengan posisi miring, sehingga makanan setinggi 1/2–2/3 tinggi botol (dari alas sampai ke leher botol) dan didiamkan selama 5–7 jam untuk mengetahui sterilisasi yang sempurna.
  4. Pemindahan Bibit : Setelah tanaman di dalam botol berumur 9–12 bulan terlihat besar, tumbuh akar. Dalam tingkat ini bibit sudah dapat dipindahkan kedalam pot penyemaian yang berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yang berlubang. Siapkan pecahan genting, dan akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang 5–30 mm sehingga serabutnya terlepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai terlebih dulu dicuci bersih dan biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci, direndam dulu dalam alas makanan selama 24 jam yang berupa:
    1. Urea atau ZA : 0,50 mg
    2. DS, TS atau ES : 0,25 mg
    3. Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg
    4. Air : 1000 cc
    • Alaternatif lain sebagai alas makanan, dapat juga dipakai pupuk buatan campuran unsur N, P, K perbandingan 60:30:10 atau dapat juga digunakan pupuk kandang yang telah dicampur pakis dengan perbandingan pakis: pupuk kandang = 4:1. Selain itu dapat digunakan kulit Pinus yang di potong kecil sebesar biji kacang tanah, yang telah direndam dalam alas makanan seperti akar pakis selama 24 jam. Untuk isian pot ini dapat juga digunakan arang kayu bakar/serabut kelapa yang dipotong-potong sebesar ibu jari. Pot yang disiapkan diisi dengan pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah, kemudian isi remukan pakis tersebut setinggi 1 cm di bawah tepi pot/layah (tidak perlu dipadatkan). Pemindahan bibit ke dalam pot dilakukan dengan mengeluarkan tanaman di botol dengan memasukkan air bersih ke dalam botol. Dengan kawat bersih berujung seperti huruf U, tanaman dikeluarkan satu persatu (akar lebih dahulu). Setelah keluar tanaman dicuci kaporit 1 % kemudian dengan air bersih. Seedlings (semaian) ditanam dalam pot dengan rapat. Apabila di dalam botol sudah terjadi kontaminasi jamur sebaik lebih dulu direndam di dalam antibiotic (penicillin, streptomycin yang telah lewat expirydatenya) 10 menit baru ditanam.
  5. Pemindahan dari Pot Penyemaian : Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan ke pot biasa yang berdiamater 4–6 cm, yang berisi potongan genting/batu bata merah, kemudian beri pakis/kulit pinus yang telah direndam dalam alas makanan sampai 1 cm di bawah tepi pot.
2. Pengolahan Media Tanam
Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan:
  1. Tanaman dalam pot (dengan diameter 7-30 cm tergantung dari jenis tanaman). Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di tengah dan akarnya disebar merata dalam pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk kandang yang telah dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira 2/3 dari pot.
  2. Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam. Bak terbuat dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan bak ini di atas tanah untuk menghindari dari kebecekan, di tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm x 2 m dan jarak antara pembantas dengan yang lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yang ditancapkan ke dalam tanah dengan ketinggian masing-masing 1,5 m. Antara tiang satu dengan yang lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang tersebut merupakan suatu rangkaian.
3. Teknik Penanaman
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman anggrek, yaitu:
  1. Anggrek Ephytis adalah anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi atau ditempelin. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
  2. Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditempel, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
  3. Anggrek tanah/anggrek Terrestris.
4. Pemeliharaan Tanaman
  1. Penjarangan dan Penyulaman : Penjarangan dan penyulaman dilakukan pada tempat yang disesuaikan dengan jenis anggrek, yang sifatnya epphytis atau anggrek tanah.
  2. Penyiangan : Untuk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu pada kondisi di dalam botol kemudian dipisahkan ke dalam pot-pot yang sudah disediakan sesuai jenis anggrek.
  3. Pemupukan : Unsur makro yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar yang meliputi: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Untuk unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro dan unsur mikro dapat diambil dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya. Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:
    1. Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan N, P, K. Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan untuk pembentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur N diambil dari pupuk ZA/urea, untuk P dipakai pupuk ES; DS; TS, dan K dari Kalium Sulfat (K2SO4). Pupuk-pupuk buatan yang mengandung N, P, K:
      1. Urea : 0,6 gram untuk 1 liter air
      2. ES : 0,3 gram untuk 1 liter air
      3. ZK : 0,1 gram untuk 1 liter air
    2. Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size) dengan N, P, K. Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang sama banyak disini tidak memerlukan tambahan pupuk, maka dapat dususun sendiri pupuk yang mengandung N, P, K dengan cara misalnya :
      1. Urea : 0,3 gram untuk 1 liter air
      2. DS : 0,3 gram untuk 1 liter air
      3. K2SO4 : 0,3 gram untuk 1 liter air
    3. Pemupukan untuk ukuran berbunga (flowerings-size) : Tanaman yang sudah berbunga dipupuk dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1. Teknik pemberian pupuk buatan adalah:
      1. Dalam bentuk padat/powder yang dilakukan dengan menaburkan secara hati-hati, jangan tersangkut pada daun/batangnya yang menyebabkan daun/batang tadi dapat terbakar.
      2. Disiramkan, yang mana anggrek dapat menyerap air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya. Cara ini banyak dilakukan dimana-mana.
      3. Penyemprotan, cara ini sangat baik apabila terjadi pembusukan akar didalamnya, maka akarnya ditutup plastik.Pupuk kandang yang sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam dan lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang selain mengandung bermacam-macam unsur yang dibutuhkan oleh tanaman juga sangat membantu dalam penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau. Keburukan dari pupuk kandang ini adalah di dalam kotoran banyak bateri yang mengandung jamur. Untuk itu dianjurkan disangan lebih dahulu untuk menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baik dilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 5.00 sore.
  4. Pengairan dan Penyiraman : Sumber air untuk penyiraman tanaman anggrek dapat berasal dari:
    1. Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan steril, tetapi pHnya tinggi maka perlu diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya HCl. PH yang baik sekitar 5,6-6.
    2. Air sumur, baik untuk menyiram karena banyak mengandung mineral dari tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus diperhatikan pHnya.
    3. Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik untuk menyiraman.
    4. Air kali/air selokan, tetapi kita tidak tahu pasti apakah air itu mengandung jamur, bakteri/lumut yang bisa mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat dari sudut isi makanan mungkin cukup baik. Hal perlu diperhatikan bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dari isian pot supaya bisa mengatur banyaknya air untuk menyiram. Adapun macam isian pot dan sifat diuraikan sebagai berkut:
      1. Pecahan genting/pecahan batu merah, yang mana mudah menguapkan air dan sifat anggrek yang tidak begitu senang dengan air sehingga tidak mudah untuk lumutan. Untuk pecahan genting lebih kecil daya serapnya lebih banyak dan untuk siraman lebih sedikit.
      2. Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut kelapa lebih baik untuk digunakan di daerah panas karena menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di daerah dingin tidak menguntungkan karena mudah busuk.
      3. Remukan akar pakis yang hitam, keras dan baru tidak mudah untuk menyerap air, setelah beberapa bulan banyak menyerap air. Akar pakis yang coklat dan lunak lebih mudah menyerap dan menahan air.
      4. Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar sekali untuk penyerapan air, mudah terjadi penguapan. Jika potongannya besar, penyerapan kecil dan jika potongan kecil penyerapan air lebih banyak. Bagi tanaman yang sudah besar pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali musim hujan dan 1-3 hari sekali pada musim hujan.
  5. Waktu Penyemprotan Pestisida : Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik pada sore hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek terserang hama perlu dilakukan berulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu tertentu (untuk kutu) daun seminggu sekali. Adapun jenis insektisida dan dosis yang digunakan untuk hama antara lain:
    1. Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air untuk ulat pemakan daun
    2. Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air untuk ulat pemakan daun
    3. Malathion dosis 3 gram/liter air untuk ulat, kumbang, kutu
    4. Kelthane dosis 2 gram/liter air, untuk kutu.
    5. Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air
    6. Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air. Untuk hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya yaitu:
      1. Menyebarkan obat sekitar pot anggrek dengan mencampur antara obat Metadeks ke dedak halus di tambah air sedikit.
      2. Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6–8 cc Folediol E 605 kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam dalam larutan tersebut selama beberapa waktu dan diulang satu minggu sekali.

HAMA DAN PENYAKIT

1. Hama
  1. Tungau/kutu perisai
    • Gejala: menempel pada pelepah daun; berwarna kemerahan jumlahnya banyak; bekas serangan berupa bercak hitam dan merusak daun.
    • Pengendalian: digosok dengan kapas dan air sabun; apabila serangan sudah parah, harus disemprot oleh insektisida dengan dosis 2 cc/liter.
  2. Semut
    • Gejala: merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh cendawan.
    • Pengendalian: pot direndam dalam air dan ciptakan lingkungan bersih di sekitar rak/sebaiknya pot digantung.
  3. Belelang
    • Gejala: pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tak beraturan. Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat.
    • Pengendalian: segera semprotkan insektisida yang bersifat racun kontak/yang sistematik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh.
  4. Trips
    • Gejala: menempel pada buku-buku batang dan daun muda; menimbulkan bercak abu-abu dipermukaan daun dan merusak bunga hingga bentuk bunga tidak menarik.
    • Pengendalian: secara periodik dan teratur pot anggrek disemprot insektisida.
  5. Kutu babi
    • Gejala: kerusakan yang ditimbulkan seperti akibat semut; tapi tidak menyerang tunas daun.
    • Pengendalian: perendaman dapat mengusir kutu babi dari pot anggrek.
  6. Keong
    • Gejala: menyerang lembaran daun anggrek.
    • Pengendalian: dalam jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai insektisida/dijebak dengan bubuk prusi.
  7. Red Spinder
    • Gejala: bercak putih di bagian bawah daun; permukaan atas menjadi kuning dan lama kelamaan daun mati.
    • Pengendalian: bila sedikit cukup diambil dengan menggunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun dengan alkohol; apabila banyak maka perlu menggunakan insektisida dengan bahan aktif diazinon, dicofol.
  8. Kumbang
    • Gejala: yang terserang akan berlubang-lubang khusus kumbang penggerek batang kerusakannya berupa lubang di tengah batang dan tidak nampak dari luar; Larvanya yang menetas dari telur merusak daun anggrek.
    • Pengendalian: menyemprotkan tanaman yang diserang dengan menggunakan insektisida sistemik secara rutin; bersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang dengan jalan memindahkannya ke pot baru dan media tanam yang baru pula.
  9. Ulat daun
    • Gejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga yang sedang mekar.
    • Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (2–5 ekor) dapat dibunuh dengan tangan; bila banyak dapat menggunakan insektisida sistemik; tanaman yang telah diserang sebaiknya dipisahkan dengan tanaman yang masih sehat.
  10. Kepik
    • Gejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek, sehingga menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yang diserang lama kelamaan akan gundul dan tidak berhijau daun lagi.
    • Pengendalian: semprotkan insektisida yang sama seperti untuk membasmi serangga lainnya, seperti ulat, kumbang dan trips.
  11. Kutu tudung
    • Gejala: daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna coklat dan mati.
    • Pengendalian: seperti halnya membasmi ulat kumbang dan trips.
2. Penyakit
  1. Penyakit buluk :
    • Sering terdapat di dalam media tanam, kultur spora cendawan ini terbawa oleh biji anggrek karena tutup botol tidak steril.
    • Gejala: biji anggrek tidak mampu berkecambah dan persemaian dalam botol akan gagal; kecambah yang telah tumbuh kalau diserang cendawan ini akan mati/layu.
    • Pengendalian: pada awal serangan media agar dikeluarkan dari botol, lalu botol ditutup kembali, dilakukan dengan steriil; kalau kecambah anggrek terlanjur besar, segera dikeluarkan dari botol dan dicuci dengan fungisida lalu kecambah ditanam dalam pot.
  2. Penyakit rebah kecambah :
    • Merupakan penyakit anggrek selama masih dalam persemaian. Penyebaran penyakit ini lewat air.
    • Gejala: semula berupa bercak kecil bening pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai pada titik tumbuh pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar, kecambah anggrek akan membusuk dan mati.
    • Pengendalian: bibit yang sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar sampai musnah. Pot dan kumpulan kecambah dikeringkan dan disemprot dengan fungisida.
  3. Penyakit bercak coklat
    • Kecambah jenis Phalae-nopsis sangat peka terhadap bakteri ini, terutama pada cuaca sangat lembab. Infeksi melalui daun basah atau di bekas luka pada daun. Sentuhan daun yang sakit pada daun sehat dapat menularkan penyakit ini.
    • Gejala: bercak kecil bening pada pucuk daun. Dalam beberapa hari dapat meluas ke seluruh kompot, daun kecambah anggrek menjadi rusak dan mati. Penyakit ini sangat ganas, karena mematikan dan cepat menular.
    • Pengendalian: sangat sulit penyakit ini pada awal serangan. Pada serangan yang parah, tidak ada jalan lain kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.
  4. Penyakit bercak hitam
    • Pada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat menular malalui akar dan alat yang tidak sterill
    • Gejala: timbul warna coklat kehitaman pada bagian tanaman yang terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke tunas dan ke bawah hingga ujung akar. Tanaman terlambat tumbuh, kerdil dan mengakibatkan kematian.
    • Pengendalian: bagian yang terserang dipotong dan dibuang atau disemprotkan fungisida; alat-alat potong disiram alkohol/dibakar sebelum digunakan.
  5. Penyakit busuk akar
    • Penyebab: cendawan Rhizoctonia Solani.
    • Gejala: akar leher membusuk mencapai rhizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis dan bengkok, tanaman kerdil dan tidak sehat.
    • Pengendalian: semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang; bekasnya disemprot dengan fungisida (Benlate).
  6. Penyakit layu
    • Penyebab: cendawan Fusarium Oxyporium.
    • Gejala: mirip serangan penyakit busuk akar, namun pada rhizoma terdapat garis-garis, atau lingkaran berwarna ungu. Pada serangan berat, seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti pembusukan pada umbi batang, tanaman sangat tidak sehat.
    • Pengendalian: bagian yang terserang dibuang lalu bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman segera dipindahkan ke media tanam baru, yang masih segar dan bersih. Usahakan terdapat aliran udara yang lancar di sekitar tanaman.
  7. Penyakit busuk
    • Penyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi.
    • Gejala: terdapat bintil-bintil kecil berwarna coklat pada bagian tanaman yang terkena penyakit.
    • Pengendalian: bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang. Media tanaman dan seluruh pot didesinfektan dengan larutan formalin 4 % ataupun fungisida/antibiotik Natrippene 0,5 % selama 1 jam.
  8. Penyakit bercak coklat
    • Gejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman.
    • Pengendalian: membuang semua bagian yang sakit, lalu semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.
  9. Penyakit busuk lunak
    • Penyebab: bakteri Erwinia Cartovora.
    • Gejala: daun dan akar membusuk serta berbau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun khusus pada rhizoma dan umbi batang, penyebarannya agak lambat.
    • Penanggulangan: peralatan kebun harus steril, bagian yang sakit dipotong dan dibuang. Semprotkan Physan 20, pot tanaman disemprot dengan formalin 4 %.
  10. Penyakit bercak bercincin
    • Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus Odontoglos-sum).
    • Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun.
    • Pengendalian: hanya dengan pencegahan yakni membuang bagian tanaman yang sakit serta menstrerilkan semua alat potong.
  11. Penyakit Cymbidium
    • Penyebab: virus Mozaic Cymbidium.
    • Gejala: semula berupa bercak kekuningan lalu muncul jaringan mati berbintik, bergaris atau lingkaran. Khusus pada Cattleya, bercak tadi berwarna coklat atau hitam cekung. Kadang ada gejala kematian jaringan di tengah daun yang dilingkari jaringan normal. Daun tua banyak sekali menunjukkan adanya bintik jaringan yang mati.
    • Pengendalian: hanya bersifat pencegahan yaitu membuang bagian tanaman yang sakit, serta mensterilkan segala alat yang dipakai.
  12. Penyakit busuk hitam
    • Penyebab: cendawan Phytopytora Omnivora.
    • Gejala: muncul warna kehitaman
      pada pangkal daun, lalu melunak dan busuk, akhirnya daun mati.
    • Pengendalian: semprotkan fungisida seperti Baycor Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau Banrot. Untuk yang berbentuk tepung gunakan dosis 2 gram/2 liter air.

PANEN
1. Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
Umur tanaman anggrek berbunga, tergantung jenisnya. Umumnya tanaman angrek dewasa berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yang dihasilkan kira-kira 2 tangkai dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.

2. Cara Pemetikan Bunga
Untuk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan dilakukan pada jarak 2 cm dari pangkal tangkai bunga dengan menggunakan alat potong yang bersih.

3. Prakiraan Produksi
Bibit anggrek yang sudah dewasa dan sesudah 2 bulan tangkai bunga akan menghasilkan 2 tangkai dengan jumlah kuntum 20-25 kuntum/tangkai.

PASCAPANEN
1. Pengumpulan
Pengumpulan bunga anggrek dilakukan berdasarkan permintaan pasar. Jenis anggrek Dendrobium dapat dipanen dalam bentuk:
  1. Tanaman muda untuk bibit
  2. Tanaman dewasa untuk tanaman hias
  3. Bunga potong
Tanaman muda untuk bibit biasa dijual dalam bentuk pot kecil, sedangkan tanaman dewasa biasanya tanaman sudah berbunga. Untuk bunga potong dipilih tangkai yang kuntumnya paling banyak sudah mekar (kuncup tersisa 1–3 kuntum).

2. Penyortiran dan Penggolongan
Bunga dipilih yang bagus, tidak kena penyakit ataupun luka. Selanjutnya bunga dikelompokan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan tingkat kesegaran atau ukuran bunga dengan maksud untuk mempertahanankan nilai jual sehingga bunga yang bagus tidak turun harganya.

3. Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga, sehingga dilakukan pada saat:
  1. Bunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai.
  2. Bunga yang telah dipanen tidak segera dijual atau diangkut.
  3. Bunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.
Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan agar penurunan mutu lebih lambat bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dillakukan dengan cara penempatan bunga dalam larutan pengawet atau air hangat (38–43 derajat C) selama 2 jam. Larutan bahan pengawet tersebut antara lain:
  1. Larutan seven up dengan kadar 30 %.
  2. 2 % larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk fungisida) dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
  3. 2 % larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline sulfat dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
  4. Larutan gula kadar 4–5 % ditambah 0,2 gram quinolin per liter.
Pengawetan untuk bunga yang dikirim jauh adalah dengan merendam tangkainya dalam larutan gula dengan kadar 6–8 % selama 24 jam atau dimasukan dalam kantong plastik dan kadar karbon dioksida (CO2) dinaikkan dengan menggunakan es kering atau isimpan pada ruangan dengan kondisi udara antara 0–5 derajat C.

4. Pengemasan dan Pengangkutan
Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan bunga dendrobium potong dipak melalui cara:
  1. Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan menggunakan kantong plastik tipis, ukuran disesuaikan tergantung panjang tangkai.
  2. Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong plastik ukuran panjang 8 cm dan lebar 4 cm.
  3. Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya diikat dengan karet gelang.
  4. Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam kotak karton yang berlubang sampai cukup padat.
  5. Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton tape. 
Demikian Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Hias Bunga Anggrek. Semoga bermanfaat bagi Anda yang berniat untuk memulai budidaya tanaman hias ini.


TANAMAN HIAS  : 

TANAMAN HIAS  :  Bunga Krisan atau yang lebih populer dan dikenal dengan nama chrysantemum. Bunga Krisan atau chrysantemum dalam bahasa Yunani yang mempunyai arti Kuning Megah. Budidaya tanaman hias ini banyak dilakukan karena memiliki nilai bisnis yang lumayan. Bagi Anda yang tertarik melakukan budidaya bunga krisan baik sekedar hobi atau komersil, kali ini kami sajikan Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Hias Bunga Krisan.

Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Hias Bunga Krisan

Syarat  Tumbuh Tanaman  Krisan


Iklim

Tanaman krisan membutuhkan air yang memadai, tetapi tidak tahan terhadap terpaan air hujan. Oleh karena itu untuk daerah yang curah hujannya tinggi, penanaman dilakukan di dalam bangunan rumah plastik.

Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih lama yaitu dengan bantuan cahaya dari lampu TL dan lampu pijar. Penambahan penyinaran yang paling baik adalah tengah malam antara jam 22.30–01.00 dengan lampu 150 watt untuk areal 9 m 2 dan lampu dipasang setinggi 1,5 m dari permukaan tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan sampai fase vegetatif (2-8 minggu) untuk mendorong pembentukan bunga.

Suhu udara terbaik untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah antara 20-26 derajat C. Toleran suhu udara untuk tetap tumbuh adalah 17-30 derajat C. Tanaman krisan membutuhkan kelembaban yang tinggi untuk awal pembentukan akar bibit, setek diperlukan 90-95%. Tanaman muda sampai dewasa antara 70-80%, diimbangi dengan sirkulasi udara yang memadai. Kadar CO2 di alam sekitar 3000 ppm. Kadar CO2 yang ideal untuk memacu fotosistesa antara 600-900 ppm. Pada pembudidayaan tanaman krisan dalam bangunan tertutup, seperti rumah plastik, greenhouse, dapat ditambahkan CO2, hingga mencapai kadar yang dianjurkan.

Ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya tanaman ini antara 700–1200 m di atas permukaan laut

Media Tanam

Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur liat berpasir, subur, gembur dan drainasenya baik, tidak mengandung hama dan penyakit. Derajat keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar 5,5 - 6,7.

Cara Memperbanyak Tanaman Krisan


Pembibitan

Bibit diambil dari induk sehat, berkualitas prima, daya tumbuh tanaman kuat, bebas dari hama dan penyakit dan komersial di pasar. Pembibitan krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan  anakan, setek pucuk dan kultur jaringan.

Tentukan tanaman yang sehat dan cukup umur. Pilih tunas pucuk yang tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, panjang 5 cm, mempunyai 3 helai daun dewasa berwarna hijau terang, potong pucuk tersebut, langsung semaikan atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu udara 4 derajat C, dengan kelembaban 30 % agar tetap tahan segar selama 3-4 minggu. Cara penyimpanan stek adalah dibungkus dengan beberapa lapis kertas tisu, kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik rata-rata 50 stek.

Penyiapan bibit dengan kultur jaringan :
  • Tentukan mata tunas atau eksplan dan ambil dengan pisau silet, stelisasi mata tunas dengan sublimat 0,04 % (HgCL) selama 10 menit, kemudian bilas dengan air suling steril. Lakukan penanaman dalam medium MS berbentuk padat. Hasil penelitian lanjutan perbanyakan tanaman krisan secara kultur jaringan:
  • Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 1,5 mg kinetin/liter, paling baik untuk pertumbuhan tunas dan akar eksplan. Pertunasan terjadi pada umur 29 hari, sedangkan perakaran 26 hari.
  • Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5 BAP/liter, kalus bertunas waktu 26 hari, tetapi medium tidak merangsang pemunculan akar.
  • Medium MS padat ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-0.2 mg kinetin/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-2,0 BAP/liter pada eksplan varietas Sandra untuk membentuk akar pada umur 21-31 hari.

Penyiapan bibit pada skala komersial dilakukan dengan dua tahap yaitu:

  1. Stok tanaman induk :
    Fungsinya untuk memproduksi bagian vegetatif sebanyak mungkin sebagai bahan tanaman Ditanam di areal khusus terpisah dari areal budidaya. Jumlah stok tanaman induk disesuaikan dengan kebutuhan bibit yang telah direncanakan. Tiap tanaman induk menghasilkan 10 stek per bulan, dan selama 4-6 bulan dipelihara memproduksi sekitar 40-60 stek pucuk. Pemeliharaan kondisi lingkungan berhari panjang dengan penambahan cahaya 4 jam/hari mulai 23.30–03.00 lampu pencahayaan dapat dipilih Growlux SL 18 Philip.
  2. Perbanyakan vegetatif tanaman induk.
    • Pemangkasan pucuk, dilakukan pada umur 2 minggu setelah bibit ditanam, dengan cara memangkas atau membuang pucuk yang sedang tumbuh sepanjang 0,5-1 cm.
    • Penumbuhan cabang primer. Perlakuan pinching dapat merangsang pertumbuhan tunas ketiak sebanyak 2-4 tunas. Tunas ketiak daun dibiarkan tumbuh sepanjang 15-20 cm atau disebut cabang primer.
    • Penumbuhan cabang sekunder. Pada tiap ujung primer dilakukan pemangkasan pucuk sepanjang 0,5-1 cm, pelihara tiap cabang sekunder hingga tumbuh sepanjang 10-15 cm.
Teknik Penyemaian Bibit
  • Penyemaian di bak
    Siapkan tempat atau lahan pesemaian berupa bak-bak berukuran lebar 80 cm, kedalaman 25 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan dan sebaiknya bak berkaki tinggi. Bak dilubangi untuk drainase yang berlebihan. Medium semai berupa pasir steril hingga cukup penuh. Semaikan setek pucuk dengan jarak 3 cm x 3 cm dan kedalaman 1-2 cm, sebelum ditanamkan diberi Rotoon (ZPT). Setelah tanam pasang sungkup plastik yang transparan di seluruh permukaan.
  • Penyemaian kultur jaringan
    Bibit mini dalam botol dipindahkan ke pesemaian beisi medium berpasir steril dan bersungkup plastik tembus cahaya.

Pemeliharaan Tanaman Krisan


Untuk pemeliharaan, penyiraman dilakukan dengan sprayer 2-3 kali sehari, pasang bola lampu untuk pertumbuhan vegetatif, penyemprotan pestisida apabila tanaman di serang hama atau penyakit. Buka sungkup pesemaian pada sore hari dan malam hari, terutama pada beberapa hari sebelum pindah ke lapangan. Pemeliharaan pada kultur jaringan dilakukan di ruangan aseptik, setelah bibir berukuran cukup besar, diadaptasikan secara bertahap ke lapangan terbuka.

Bibit stek pucuk siap dipindahtanamkan ke kebun pada umur 10-14 hari setelah semai dan bibit dari kultur jaringan bibit siap pindah yang sudah berdaun 5-7 helai dan setinggi 7,5-10 cm.

Hama dan Penyakit

Berbagai hama yang sering menjadi pengganggu pada tanaman hias bunga krisan:

  1. Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
    Gejala: memakan dan memotong ujung batang tanaman muda, sehingga pucuk dan tangkai terkulai.
    Pengendalian: mencari dan mengumpulkan ulat pada senja hari dan semprot dengan insektisida.
  2. Thrips (Thrips tabacci)
    Gejala: pucuk dan tunas-tunas samping berwarna keperak-perakan atau kekuning-kuningan seperti perunggu, terutama pada permukaan bawah daun.
    Pengendalian: mengatur waktu tanam yang baik, memasang perangkap berupa lembar kertas kuning yang mengandung perekat, misalnya IATP buatan Taiwan.
  3. Tungau merah (Tetranycus sp)
    Gejala: daun yang terserang berwarna kuning kecoklat-coklatan, terpelintir, menebal, dan bercak-bercak kuning sampai coklat.
    Pengendalian: memotong bagian tanaman yang terserang berat dan dibakar dan penyemprotan pestisida.
  4. Penggerek daun (Liriomyza sp) :
    Gejala: daun menggulung seperti terowongan kecil, berwarna putih keabu-abuan yang mengelilingi permukaan daun.
    Pengendalian: memotong daun yang terserang, penggiliran tanaman, dengan aplikasi insektisida.

Berbagai penyakit pada tanaman hias bunga krisan:

  1. Karat/Rust
    Penyebab: jamur Puccinia sp. karat hitam disebakan oleh cendawan P chrysantemi, karat putih disebabkan oleh P horiana P.Henn.
    Gejala: pada sisi bawah daun terdapat bintil-bintil coklat/hitam dan terjadi lekukan-lekukan mendalam yang berwarna pucat pada permukaan daun bagian atas. Bila serangan hebat meyebabkan terhambatnya pertumbuhan bunga.
    Pengendalian: menanam bibit yang tahan hama dan penyakit, perompesan daun yang sakit, memperlebar jarak tanam dan penyemprotan insektisida.
  2. Tepung oidium
    Penyebab: jamur Oidium chrysatheemi.
    Gejala: permukaan daun tertutup dengan lapisan tepung putih. Pada serangan hebat daun pucat dan mengering.
    Pengendalian: memotong/memangkas daun tanaman yang sakit dan penyemprotan fungisida.
  3. Virus kerdil dan mozaik
    Penyebab: virus kerdil krisan, Chrysanhenumum stunt Virus dan Virus Mozaoik Lunak Krisan (Chrysanthemum Mild Mosaic Virus).
    Gejala: tanaman tumbuhnya kerdil, tidak membentuk tunas samping, berbunga lebih awal daripada tanaman sehat, warna bunganya menjadi pucat.
    Penyakit kerdil ditularkan oleh alat-alat pertanian yang tercemar penyakit dan pekerja kebun.
    Virus mosaik menyebabkan daun belang hijau dan kuning, kadang-kadang bergaris-garis.
    Pengendalian: menggunakan bibit bebas virus, mencabut tanaman yang sakit, menggunakan alat-alat pertanian yang bersih dan penyemprotan insektisida untuk pengendalian vektor virus.
TANAMAN HIAS  : Budidaya Tanaman Krisan tidak begitu sulit untuk dilakukan. Mengingat berbagai manfaat dan nilai bisnis dari bunga yang satu ini, maka budidaya tanaman krisan bisa Anda coba.

Tanaman Hias Bonsai

TANAMAN HIAS  : Bonsai merupakan salah satu teknik memperindah tanaman hias sehingga tidak heran jika bonsai banyak disukai orang. Harga bonsai yang relatif mahal adalah daya tarik bagi pengusaha untuk menciptakan dan berbisnis dalam peronsaian. Umumnya tanaman yang bisa dipakai untuk bonsai adalah semua jenis tanaman yang memiliki umur hidup yang lama dan umumnya bonsai menggunakan tumbuhan berkayu tetapi ada juga tumbuhan lainnya. Sebenarnya siapa saja bisa membuat bonsai asal mau menekunan dan ulet.

Tanaman Hias Bonsai
Sampai saat ini bonsai masih menjadi tanaman hias yang diminati masyarakat. Selain bentuknya memang unik, bonsai juga memiliki karya seni tinggi. Tanaman bonsai dibudidayakan selain untuk dijual kepada para konsumen, tanaman ini juga dibudidayakan untuk dijadikan sebagai salah satu koleksi tanaman hias miniatur rumah. Adapun kriteria tanaman yang akan dibuat menjadi bonsai yaitu tanaman dikotil, berumur panjang, tahan hidup menderita, bentuknya indah secara alami dan tahan mendapat perlakuan. Setelah diperoleh kriteria tersebut maka dilanjutkan dengan teknik pembudidayaan tanaman bonsai. Teknik pembudidayaan tanaman bonsai meliputi proses pembuatan bibit tanaman bonsai, pemilihan media tanam bonsai, dan penanaman serta pemeliharaan tanaman bonsai yang didalamnya mencangkup penentuan gaya tanaman bonsai, teknik pembentukan dan penyempurnaan tanaman bonsai.

Setiap jenis tanaman memiliki batasan kerdil yang berbeda. Bisa saja tanaman yang tingginya 1 meter dikategorikan kerdil, dan yang tingginya hanya 0,5 meter tidak masuk dalam kategori kerdil. Jadi , kerdil dalam seni bonsai adalah tanaman yang memiliki penampilan lebih mungil dari pada tanaman aslinya. Karenanya, tanaman herba atau semak meskipun tingginya kurang dari 1 meter tidak bisa dikategorikan kerdil. Pasalnya di habitat aslinya memang tingginya hanya sekitar 1 meter.

Budidaya tanaman bonsai dapat melambangkan kesabaran dan tingginya tingkat kreativitas si pemilik, budidaya bonsai membutuhkan kreativitas, kesabaran, ketekunan dan kecintaan pembuatannya terhadap tanaman sebagai landasan utama dalam pembuatan dan perawatan bonsai. Bertanam bonsai dapat menciptakan kepuasan tersendiri saat mereka berhasil menciptakan bentuk yang unik pada bonsai kebanggaan mereka dan banyak menjadikannya sebagai salah satu koleksi untuk menghias rumah.

TANAMAN HIAS  : Namun dewasa ini masih sedikit orang yang bisa membudidayakan tanaman ini. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan yang mereka miliki tetang teknik dan cara dalam membudidayakan tanaman bonsai tersebut. Padahal jika mereka mau belajar, mereka dapat menkreasikan bentuk tanaman bonsai sesuai keinginan mereka, sehingga dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi pemiliknya. Karena masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana cara membudidayakan tanaman bonsai, dan begitu banyak mannfaat yang di dapat dari pembudidayaan tanaman bonsai tersebut.

Cara Mudah Membuat Vertical Gardenn Sederhana


Cara Mudah Membuat Vertical Gardrn Sederhana | Kehadiran taman dalam sebuah rumah mempunyai banyak sekali manfaat. Selain akan mempercantik dan terlihat indah taman, juga sangat baik dalam menjaga sirkulasi udara didalam rumah. Namun bagaimana jika lahan yang dimiliki tidak begitu luas atau taman minimalis. Hal ini bisa diatasi dengan membuat taman vertikal.

Bagaimana cara membuat taman vertikal beserta tips-tipsnya akan kami sampaikan pada artikel berikut ini.

Cara Mudah Membuat Vertical Gardrn Sederhana

Taman vertikal tidak hanya berlaku untuk lahan sempit dan terbatas saja. Bahkan di lahan atau halaman rumah yang relatif luas pun bisa Anda buat taman vertikal. Sebagai kombinasi dari taman kontemporer, hal ini akan terlihat semakin cantik.

Sebagai media taman vertikal, bisa menggunakan kain flanel atau jala tipis yang ikatkan pada rangka besi atau kayu. Buat rangka tersebut melengkung membentuk setengah lingkaran. Isi dengan tanah yang telah diberi pupuk. Kemudian bentangkan dari sisi satu ke sisi lainnya. Ulangi langkah tersebut secara vertikal. Jika sudah semua, kemudian lubangi setiap kain dan beri jarak sekitar 20-5-cm (tergantung jenis tanaman hias yang akan dipakai di taman vertikal).

Tanaman hias apa saja yang cocok dan biasa dipakai dalam taman vertikal. Pilihan tentang tanaman ini tergantung selera Anda. Namun biasanya tanaman yang digunakan sebagai taman vertikal adalah yang berjenis paku-pakuan atau tanaman hias merambat. Yang harus dihindari adalah jenis tanaman yang bisa tumbuh besar.

Demikian sedikit informasi mengenai cara membuat taman vertikal sederhana. Semoga menjadi referensi tersendiri bagi Anda yang menginginkan sebuah taman elok dan asri di lahan minimalis.

TANAMAN HIAS  : Tanaman Obat - Pusing atau sakit kepala terkadang datang secara tiba-tiba tanpa bisa kita hindari, hampir semua orang di dunia ini pernah mengalami penyakit ini. banyak sekali penyebab dari sakit kepal, baik yang berpengaruh dari fisik tubuh kita maupun dari pikiran kita, diantaranya adalah kecapekan, terlalu banyak kerja dan pikiran hal lainnya.

Umunya orang yang sakit kepala biasanya mengkonsumsi obat kimia, namun jika terlalu sering tidak bagus untuk kesehatan, ada baiknya anda mencoba ramuan tradisional dari tanaman obat dan tanpa efek samping. Berikut tanaman obat untuk atasi sakit kepala:



- Daun Jeruk nipis 1/2 gengam dan Jeruk Nipis 1 butir. Daun Jeruk Nipis digerus halus, kemudian masukkan ke dalam gelas dan dibubuhi perasan air jeruk nipis, Kemudian Gosokan ramuan tersebut ke Bahu, Tengkuk dan pelipis. Lakukan 2 kali sehari.


Tanaman Obat Untuk Mengobati Sakit Kepala


- Ambil daun dan batang kangkung sebanyak ½ genggam, cuci sampai bersih kemudian asapkan sebentar. Makan sebagai lalapan bersama dengan nasi 2-3 kali sehari sebanyak yang diperlukan.

- Ambil daun cocor bebek 10 lembar, cuci sampai bersih lalu digiling sampai halus, selanjutnya bubuhi dengan garam secukupnya. Lalu gunakan ramuan tersebut untuk menggosok pelipis dan dahi sebanyak 1-2 kali sehari sebanyak yang diperlukan.

- Minumlah wedang teh kental 1 cangkir, diberi air jeruk nipis 1 sendok makan dan sedikit garam (tanpa gula tetapi boleh dengan madu)

- Ambil kacang hijau satu cangkir, cuci sampai bersih. Lalu rebus dengan volume air 3 gelas sampai mendidih, biarkan selama kurang lebih 15 menit, atau sampai suam-suam kuku, airnya diminum dan kacangnya dimakan 2 kali sehari
TANAMAN HIAS  :  


Media Tanam dari Bahan Anorganik berupa bahan bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi dan berasal dari proses pelapukan batuan induk yang ada di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut bisa diakibatkan oleh berbagai sebab, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, maupun kimiawi. Media tanam dari bahan anorganik biasanya tidak dapat berdiri sendiri dalam arti harus dipadukan dengan media tanam dari bahan organik. Apa saja bahan bahan yang bisa dipergunakan sebagai media tanam dari bahan anorganik ini.

Jenis dan Macam Media Tanam dari Bahan Anorganik
Beberapa jenis bahan anorganik yang biasa dijadikan sebagai media tanam adalah kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, gel, pasir, vermikulit, dan perlit. Berbagai media tanam ini akan sangat cocok digunakan sebagai media pembuat taman vertikal. Masing masing dari contoh media tanam anorganik ini memiliki fungsi dan kegunaan berbeda beda. Berikut penjelasannya.

Pecahan Batu Bata

Pecahan batu bata juga dapat dijadikan alternatif sebagai media tanam. Seperti halnya bahan anorganik lainnya, media jenis ini juga berfungsi untuk melekatkan akar. Sebaiknya, ukuran batu-bata yang akan digunakan sebagai media tanam dibuat keeil, seperti kerikil, dengan ukuran sekitar 2-3 em. Semakin keeil ukurannya, kemampuan daya serap batu bata terhadap air maupun unsur hara akan semakin balk. Selain itu, ukuran yang semakin keeil juga akan membuat sirkulasi udara dan kelembapan di sekitar akar tanaman berlangsung lebih baik.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media tanam ini adalah kondisinya yang miskin hara. Selain itu, kebersihan dan kesterilan pecahan batu bata yang belum tentu terjamin. Oleh karena itu, penggunaan media ini perlu ditambahkan dengan pupuk kandang yang komposisi haranya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

Walaupun miskin unsur hara, media pecahan batu bata tidak mudah melapuk. Dengan demikian, pecahan batu bata cocok digunakan sebagai media tanam di dasar pot karena memiliki kemampuan drainase dan aerasi yang baik. Tanaman yang sering menggunakan pecahan batu bata sebagai media dasar pot adalah tanaman bunga anggrek.

Spons (floralfoam)

Para hobiis yang berkecimpung dalam budi daya tanaman hias sudah sering memanfaatkan spans sebagai media tanam anorganik. Dilihat dari sifatnya, spans sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan dan ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis ini tidak membutuhkan pemberat karena setelah direndam atau disiram air akan menjadi berat dengan sendirinya sehingga dapat menegakkan tanaman.

Kelebihan lain dari media tanam spans adalah tingginya daya serap terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah hancur. Oleh karena itu, jika spans sudah terlihat tidak layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spans sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang penggunaannya eenderung hanya sementara waktu saja.

Tanah Liat

Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki poripori berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang eukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang berisi air kapiler atau udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-pori kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari setiap pori-pori mikro berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan sirkulasi air atau udara menjadi lamban.

Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara. Penggunaan tanah liat yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain seperti pasir dan humus sangat cocok dijadikan sebagai media penyemaian, eangkok, dan bonsai.

Gel

Gel atau hidrogel adalah kristal-kristal polimer yang sering digunakan sebagai media tanam bagi tanaman hidroponik. Penggunaan media jenis ini sangat praktis dan efisien karena tidak perlu repot-repot untuk mengganti dengan yang baru, menyiram, atau memupuk. Selain itu, media tanam ini juga memiliki keanekaragaman warna sehingga pemilihannya dapat disesuaikan dengan selera dan warna tanaman. Oleh karenanya, hal tersebut akan menciptakan keindahan dan keasrian tanaman hias di ruang dalam ruangan atau ruang kerja.

Hampir semua jenis tanaman hias indoor bisa ditanam dalam media ini, misalnya philodendron dan anthurium. Namun, gel tidak eaeak untuk tanaman hias berakar keras, seperti adenium atau tanaman hias bonsai. Hal itu bukan dikarenakan ketidakmampuan gel dalam memasok kebutuhan air, tetapi lebih dikarenakan pertumbuhan akar tanaman yang mengeras sehingga bisa membuat vas pecah. Sebagian besar nursery lebih memilih gel sebagai pengganti tanah untuk pengangkutan tanaman dalam jarak jauh. Tujuannya agar kelembapan tanaman tetap terjaga.

Keunggulan lain dari gel yaitu tetap cantik meskipun bersanding dengan media lain. Di Jepang gel digunakan sebagai komponen terarium bersama dengan pasir. Gel yang berwarna-warni dapat memberi kesan hidup pada taman miniatur tersebut.

Pasir

Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.

Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal.

Penggunaan pasir seoagai media tanam sering dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman hias.

Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk :gunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci :erlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat ,enyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).

Kerikil

Pada dasarnya, penggunaaan kerikil sebagai media tanam  dari bahan anorganik memang tidak jauh berbeda dengan pasir. Hanya saja, kerikil memiliki pori-pori makro lebih banyak daripada pasir. Kerikil sering digunakan sebagai media untuk budi daya tanaman secara hidroponik. Penggunaan media ini akan membantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya tidak menekan pertumbuhan akar. Namun, kerikil memiliki kemampuan mengikat air yang relatif rendah sehingga mudah basah dan cepat kering jika penyiraman tidak dilakukan secara rutin.

Seiring kemajuan teknologi, saat ini banyak dijumpai kerikil sintesis. Sifat kerikil sintesis cenderung menyerupai batu apung, yakni memiliki rongga-rongga udara sehingga memiliki bobot yang ringan. Kelebihan kerikil sintesis dibandingkan dengan kerikil biasa adalah kemampuannya yang cukup baik dalam menyerap air. Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan juga baik sehingga tetap dapat mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara dalam media tanam.

Vermikulit dan Perlit

Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan dari pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium dan Helium. Berdasarkan sifatnya, vermikulit merupakan media tanam yang memiliki kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan padat dan pada saat basah. Vermikulit dapat menurunkan berat jenis, dan meningkatkan daya serap air jika digunakan sebagai campuran media tanaman. Jika digunakan sebagai campuran media tanam, vermikulit dapat menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya absorpsi air sehingga bisa dengan mudah diserap oleh akar tanaman.

Berbeda dengan vermikulit, perlit merupakan produk mineral berbobot ringan serta memiliki kapasitas tukar kation dan daya serap air yang rendah. Sebagai campuran media tanam, fungsi perlit sama dengan Vermikulit, yakni menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya serap air. Penggunaan vermikulit dan perlit sebagai media tanam sebaiknya dikombinasikan dengan bahan organik untuk mengoptimalkan tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara.

Gabus (styrofoam)

Styrofoam merupakan bahan anorganik yang terbuat dari kopolimer styren yang dapat dijadikan sebagai alternatif media tanam. Mulanya, styrofoam hanya digunakan sebagai media aklimatisasi (penyesuaian diri) bagi tanaman sebelum ditanam di lahan. Proses aklimatisasi tersebut hanya bersifat sementara. Styrofoam yang digunakan berbentuk kubus jengan ukuran (1 x 1 x 1) cm.

Sekarang, beberapa nursery menggunakan styrofoam sebagai campuran media tanam untuk meningkatkan porousitas media tanam. Untuk keperluan ini, styrofoam yang digunakan dalam bentuk yang sudah dihancurkan sehingga menjadi bola-bola kecil, berukuran sebesar biji kedelai. Penambahan styrofoam ke dalam media tanam membuatnya menjadi ringan. Namun, media tanam sering dijadikan sarang oleh semut.
TANAMAN HIAS  : Tips Dalam Membuat Taman Vertikal | Kehadiran taman vertikal saat ini tidak hanya di lahan sempit atau taman minimalis saja. Banyak yang kemudian membuat kombinasi dengan taman vertikal ini untuk menampilkan pemandangan yang elok dan cantik.

Taman vertikal atau biasa disebut vertical garden atau greenwall merupakan taman yang dibuat tegal lurus atau vertikal. Taman ini biasa menempel di dinding, namun saat ini tidak terbatas itu saja. Taman vertikal bisa digunakan sebagai pagar, atau diatap gedung bahkan di dalam ruangan. Pembuatan taman vertikal pada rumah minimalis merupakan solusi bagi menginginkan hadirnya sebuah taman meski di lahan yang sempit. Berikut hal hal yang perlu diperhatikan dalam membuat taman vertikal.

Membuat Vertical Garden

Media Tanam

Gunakan media tanam yang ringan. Hal ini berhubungan dengan konsep taman vertikal itu sendiri yang tegak lurus. Media yang terlalu berat, dikemudian hari akan membuat taman cepat rusak. Selain itu juga pilih media yang dapat menyimpan air cukup lama. Mengingat perawatan taman vertikal sedikit berbeda dengan merawat taman pada umumnya. Sebagai contoh media yang sering digunakan dalam membuat taman vertikal antara lain: gambut (peatmoss), cocopeat, sekam, perlite, pumice, rumput laut dll.

Jenis Tanaman

Jenis tanaman untuk taman vertikal adalah yang tumbuh tidak terlalu besar. Bisa juga menggunakan tanaman hias bertipe merambat. Tanaman hias yang biasa digunakan antara lain: sirih gading, tanduk menjangan, bromelia, suplir, lili paris dll.

Agar taman vertikal terlihat semakin cantik, sebaiknya pergunakan tidak hanya satu jenis tanaman hias. Anda bisa mengkombinasika jenis tanaman agar tercipta aneka bentuk dan variasi warna yang berbeda. Selain itu juga sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan taman vertikal tersebut.

Perawatan Taman Vertikal

Seperti saya sebutkan diawal, perawatan taman vertikal sedikit berbeda dengan perawatan taman pada umumnya. Untuk penyiraman bisa menggunakan sprayer atau semprot. Jika tidak taman vertikal tidak terlalu tinggi bisa dilakukan secara manual. Sedangkan untuk pemupukan taman vertikal bisa dilakukan dengan sistem infus atau dosing unit.

Demikian seidikit catatan dan tips dalam membuat taman vertikal pada rumah minimalis. Kunjungi juga artikel yang bermanfaat lainnya . Semoga bermanfaat.


TANAMAN HIAS  :   


Kriteria Tanaman Yang Dapat Dibonsai

Tanaman bonsaiBonsai  adalah tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas. Penanaman (sai, 栽) dilakukan di pot dangkal yang disebut bon (盆). Istilah bonsai juga dipakai untuk seni tradisional Jepang dalam pemeliharaan tanaman atau pohon dalam pot dangkal, dan apresiasi keindahan bentuk dahan, daun, batang, dan akar pohon, serta pot dangkal yang menjadi wadah, atau keseluruhan bentuk tanaman atau pohon. Bonsai adalah pelafalan bahasa Jepang untuk penzai (盆栽). Seni ini mencakup berbagai teknik pemotongan dan pemangkasan tanaman, pengawatan (pembentukan cabang dan dahan pohon dengan melilitkan kawat atau membengkokkannya dengan ikatan kawat), serta membuat akar menyebar di atas batu.

Pembuatan bonsai memakan waktu yang lama dan melibatkan berbagai macam pekerjaan, antara lain pemberian pupuk, pemangkasan, pembentukan tanaman, penyiraman, dan penggantian pot dan tanah. Tanaman atau pohon dikerdilkan dengan cara memotong akar dan rantingnya. Pohon dibentuk dengan bantuan kawat pada ranting dan tunasnya. Kawat harus sudah diambil sebelum sempat menggores kulit ranting pohon tersebut. Tanaman adalah makhluk hidup, dan tidak ada bonsai yang dapat dikatakan selesai atau sudah jadi. Perubahan yang terjadi terus menerus pada tanaman sesuai musim atau keadaan alam merupakan salah satu daya tarik bonsai.

Tanaman hias
atau pohon yang akan dibuat menjadi bonsai disebut dengan bakalan bonsai. Bakalan bonsai berupa tanaman yang diambil dari alam atau dari hasil perbanyakan, baik biji, setek, cangkok, okulasi, maupun enten. Dari mana pun asalnya, tanaman yang dimaksud harus memiliki kriteria-kriteria khusus untuk dapat dijadikan tanaman hias bonsai.

Jika suatu tanaman hias telah memenuhi kriteria-kriteria untuk bisa dibonsai, tanaman tersebut dapat dijadikan bonsai dengan nilai ekonomi tinggi (harga tinggi). Umumnya, tanaman yang akan dibonsai harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :

1. Tanaman dikotil, atau tanaman berkeping dua umumnya berbentuk pohon yang keras dan berekambium. Jenis tanaman inilah yang paling ideal dijadikan bonsai. Tanaman jenis monokotil (seperti jenis kelapa, bambu, semak dan perdu) bisa juga dikerdilkan, tetapi disebut denganbonsai sejati.

2. Berumur panjang, pasalnya, bonsai merupakan seni yang terus tumbuh, sehingga memerlukan tanaman yang bisa bertahan hidup puluhan, bahkan ratusan tahun.

3. Tahan hidup menderita, sebaiknya tahan hujan dan panas. Selain itu, juga tahan terhadap kondisi wadah yang sempit dan terbatas. Sebagai bonsai, tanaman harus biasa hidup terus meskipun jumlah makanan atau nutrisinya sedikit dengan perkembangan akar dan batang yang seadanya.

4. Bentuknya indah secara alami. Pohon yang akan dibonsai harus sudah memiliki daya tarik atau keindahan, baik daun, batang, akar, bunga, maupun buahnya. Keindahan tersebut akan semakin menonjol dan proporsional setelah mendapatkan perlakuan sesuai dengan tata cara pembonsaian yang benar.

5. Tahan mendapat perlakuan. Untuk mendapatkan bonsai yang sempurna, pohon atau bakal bonsai perlu diperlakukan dengan teknik-teknik tertentu (detraining, misalnya diiris, dipangkas, dan dililit dengan kawat guna untuk mendapatkan bentuk yang sempurna. Contoh tanaman yang bisa dibuat bonsai di antaranya, yaitu Azalea, Pinus, Asam, Ulmus, Jeruk, Beringin, Bougenvill, Buxux, Sianto, dan lain sebagainya.

Demikian sedikit penjelasan tentang kriteria tanaman yang bisa dibonsai. Semoga bermanfaat bagi Anda yang sedang ingin membuat bonsai. Kunjungi juga artikel tentang tanaman hias lainnya
yang tentunya bermanfaat, Terima kasih

TANAMAN HIAS  : KEMANGI yang melengkapi lalapan dan sebagai bumbu pepes, menurut temuan terbaru yang dipublikasikan oleh British Pharmaceutical Conference di Manchester, mengandung antiperadangan kuat yang efektif meredakan sakit pada persendian. Ia tentu saja bukan bukanlah dedaunan yang yang asing bagi kita. Aroma khasnya berasal dari kandungan sitral yang tinggi pada daun dan bunganya akan menambah aroma sedap setiap masakan.

Studi menemukan, jika dikonsumsi secara oral, ekstrak dari dua jenis daun kemangi (Ocimum americanum dan Ocimum tenuiflorum) terbukti bisa mengurangi peradangan di persendian hingga 73%, hanya dalam waktu 24 jam.

Salah seorang peneliti Vaibhav Shinde dari Poona College of Pharmacy di India menyatakan bahwa beragam jenis kemangi, dengan rasa dan aroma daun yang segar, terbukti efektif sebagai obat antiperadangan yang bisa membantu meredakan rasa sakit dan pembengkakan akibat radang sendi. "Kami mempelajari kapasitas antiperadangan dari kedua tanaman ini dan menemukan kalau khasiatnya sama dengan diclofenac, obat anti peradangan yang digunakan secara luas untuk mengatasi radang sendi," tuturnya seperti dikutip situs dailymail.


Akan tetapi, berbeda dengan diclofenac dan obat sejenis lainnya, kemangi tidak menimbulkan efek samping berupa iritasi usus dan lambung serta rasa sakit dan sensasi terbakar di lambung. Gejala-gejala ini, terang Shinde, merupakan masalah serius bagi penderita radang sendi yang menggunakan obat-obatan pereda rasa sakit setiap harinya.

Menurut Shinde, tanamam obat kemangi telah digunakan dalam sistem pengobatan tradisional di India dan Eropa selama berabad-abad. Air rebusan kemangi atau salad kemangi segar telah lama digunakan untuk mengatasi peradangan, mulai dari bronkitis dan asma hingga penyakit kulit dan radang sendi. Selain itu, kemangi juga dinyatakan bisa mencegah diabetes dengan mengurangi kadar gula darah.

Akan tetapi, masih baru kali ini ilmuwan mulai menemukan kandungan apa yang membuat kemangi begitu efektif."Penelitian menemukan kalau eugenol, minyak sumber aroma kemangi, merupakan molekul aktif yang berperan sebagai antiperadangan." Akan tetapi, terang Shinde, kemungkinan masih ada molekul-molekul lain yang turut berperan."Kami sedang mencari, sehingga selanjutnya bisa dikembangkan menjadi obat."

Untuk saat ini, imbuh Shinde, pil ekstrak kemangi belum tersedia di pasaran. Akan tetapi, Anda bisa memanfaatkan efek antiperadangan di dalamnya dengan menambah asupan kemangi dalam diet. Jenis mana yang mempunyai efek paling kuat? Menurut Shinde, variasi kemangi yang tumbuh di Asia memiliki efek antiperadangan yang lebih kuat dibandingkan variasi yang ada di Eropa.


Kinjungi Juga artikel tanaman obat yang lainya seperti 
TANAMAN HIAS  : 
Tanaman Obat Untuk Kolesterol Tinggi

Tanaman Obat Alami untuk Kolesterol Tingggi

TANAMAN HIAS  : Mendengar kata kolesterol, mungkin terbayang bagi kita adalah penyakit. Kolesterol itu sendiri sebenarnya termasuk keluarga lemak. Fungsi kolesterol adalah sebagai zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh disamping zat gizi lainnya seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.

Namun apabila kolesterol itu berlebih dalam darah, tentunya akan menyebabkan penyumbatan sehingga bisa menyebabkan penyakit stroke, serangan jantung, dan lain sebagainya.

Dibawah ini ada beberapa tanaman obat untuk menurunkan kolesterol yang tinggi



* Seledri Seledri (Apium graveolens L.) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan Korea mempergunakan bagian tangkai daun sebagai bahan makanan. Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan digunakan daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai lalap. Penggunaan seledri paling lengkap adalah di Eropa: daun, tangkai daun, buah, dan umbinya semua dimanfaatkan.

Bahan:
- sebatang seledri

Cara membuatnya: cuci bersih seledri. Kemudian rebus dengan 1 gelas air hingga mendidih. Kemudian dinginkan dan minum airnya sekali dalam sehari.


* Sambiloto merupakan tumbuhan berkhasiat obat berupa terna tegak yang tingginya bisa mencapai 90 sentimeter. Asalnya diduga dari Asia tropika. Penyebarannya dari India meluas ke selatan sampai di Siam, ke timur sampai semenanjung Malaya, kemudian ditemukan Jawa. Tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Sambiloto dapat tumbuh baik pada curah hujan 2000-3000 mm/tahun dan suhu udara 25-32 derajat Celcius. Kelembaban yang dibutuhkan termasuk sedang, yaitu 70-90% dengan penyinaran agak lama. Nama daerah untuk sambiloto antara lain: sambilata (Melayu); ampadu tanah (Sumatera Barat); sambiloto, ki pait, bidara, andiloto (Jawa Tengah); ki oray (Sunda); pepaitan (Madura), sedangkan nama asingnya Chuan xin lien.

Bahan:
- Sambiloto 20 gram

Cara membuatnya: cuci bersih Sambiloto. Kemudian rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas air. Kemudian saring dan minum airnya sampai habis setelah makan

* Bawang Merah (Allium cepa L. var Aggregatum) adalah sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia. Orang Jawa mengenalnya sebagai brambang. Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah umbi, meskipun beberapa tradisi kuliner juga menggunakan daun serta tangkai bunganya sebagai bumbu penyedap masakan. Tanaman ini diduga berasal dari daerah Asia Tengah dan Asia Tenggara. 

Bahan:
- Bawang Merah 20 gram

Cara membuatnya: cuci bersih bawang, kemudian iris tipis dan makan bersama nasi. lakukan 3 kali sehari.


* Belimbing Wuluh Belimbing sayur, belimbing buluh, atau belimbing asam adalah sejenis pohon kecil yang diperkirakan berasal dari Kepulauan Maluku, dan dikembangbiakkan serta tumbuh bebas di Indonesia, Filipina, Sri Lanka, Myanmar, dan Malaysia. Tumbuhan ini biasa ditanam di pekarangan untuk diambil buahnya. Buahnya yang memiliki rasa asam sering digunakan sebagai bumbu masakan dan campuran ramuan jamu.

Bahan:
- Daun belimbing wuluh secukupnya

Cara membuatnya: cuci bersih daun belimbing wuluh, kemudian rebus dengan 400cc hingga tersisa 200cc. Saring dan minum airnya 3 kali sehari setelah makan.


* Kunyit Kunyit atau kunir, (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.), adalah termasuk salah satu tanaman rempah-rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Dalam bahasa Banjar kunyit atau kunir ini dinamakan "Janar". 

Bahan:
- kunyit

Cara membuatnya: cuci bersih kunyit dan iris tipis, kemudian rebus dengan 400cc hingga tersisa 200cc. Saring dan minum airnya 3 kali sehari.

Dari Berbagai Sumber
 

TANAMAN HIAS  : 

Cara Membuat Pestisida Organik Sendiri Di Rumah


TANAMAN HIAS  : Membuat pestisida organik ternyata tidaklah terlalu sulit bahkan bisa dilakukan di rumah dengan peralatan yang sangat sederhana dan bahan-bahan yang mudah didapatkan. Sehingga siapa pun bisa ikut membuatnya, apalagi untuk para penghobi tanaman skala rumahan pestisida organik ini sangat cocok dan tentu saja aman baik bagi kesehatan maupun untuk lingkungan.

Cara Membuat Pestisida Organik Sendiri Di Rumah

Perlu diketahui bahwa penggunaan pestisida non organik sudah sampai pada taraf membahayakan, sehingga perlu ada kesadaran untuk kembali memgunakan pestisida organik. Terlebih lagi untuk tanaman-tenaman yang ditanam di sekitar lingkungan rumah, penggunaan pestisida organik merupakan suatu hal yang wajib. Sehingga buah atau pun sayuran yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan tidak menimbulkan efek yang negatif bagi kesehatan. Bukankan maksud kita menanam sendiri buah dan sayuran tersebut karena menginginkan kualitas yang baik? Lalu apa bedanya bila tanaman tersebut tetap menggunakan pestisida non organik.

Langkah pertama membuat pestisida organik dimulai dengan menyiapkan seluruh bahan-bahan yang diperlukan. Siapkan air bersih sebanyak dua liter, bratawali sebanyak ¼ kg, lengkuas ¼ kg lengkuas dan satu buah lidah buaya yang sudah cukup tua. Lalu siapkan wadah, alat untuk menumbuk dan beberapa buah botol air mineral ukuran 2 liter.

Kemudian langkah kedua adalah mencampurkan seluruh bahan kecuali air ke dalam wadah untuk ditumbuk sampai benar-benar halus, jangan lupa untuk lidah buaya hanya diambil dagingnya saja.  Setelah semuanya halus masukkan air ke dalamnya dan aduk hingga benar-benar tercampur rata. Lalu masukkan ke dalam beberapa botol air mineral yang sudah disiapkan, tutup rapat dan biarkan selama kurang lebih 5 hari untuk proses fermentasi.

Langkah ketiga dan merupakan langkah terakhir adalah menyaring bahan-bahan yang sudah difertasikan tadi untuk mendapatkan airnya saja. Saring dengan saringan halus dan pindahkan ke dalam botol atau wadah yang lain. Pestisida organik sudah siap untuk digunakan.

Dalam penggunaannya, pestisida organik tersebut harus terlebih dahulu diencerkan dengan air bersih sebelum digunakan, dengan takaran kurang lebih 200 ml pestisida organik diencerkan dengan 8 liter air bersih. Satu lagi, gunakan pestisida organik ini hanya apabila hawa sudah menyerang tanaman, bila belum ada hanya jangan pernah menggunakannya pada tanaman. Selamat mencoba membuat pestisida organik sendiri di rumah.


TANAMAN HIAS  : 

Tanaman Obat Untuk Panu

Tanaman Obat Tradisional untuk Panu


TANAMAN HIAS  : Penyakit yang satu ini memang sangat menyebalkan karena membuat kita jadi kurang percaya diri, apalagi pada saat kita beraktivitas berenang. Ih, jadi malu dong :). Panu merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur, sehingga banyak juga yang menyebutnya jamuran.

Panu timbul karena kurangnya kebersihan seseorang sehingga menyebabkan jamur pada bagian kulit tertentu, biasanya ada di bagian punggung. Panu pada kulit berwarna putih dan pucat atau keputih-putihan. Bagi sesorang yang terkena, penyakit ini menyebabkan rasa gatal apabila berkeringat.

Untuk mengatasi penyakit panu, berikut ada resep tradisional dari tanaman obat yang bisa dicoba:


Daun Jinten
Daun jintan merupakan terna tahunan dengan pangkal sering kali berkayu, menaik, dan mencapai tinggi 1 m. Batangnya beruas, dan yang menyentuh tanah akan keluar dari situ. Daunnya tunggal, berdaging, berbentuk bulat telur, ujung dan pangkalnya runcing dengan tepian bergerigi/berringgit, kecuali pada bagian pangkal. Pertulangan daunnya menyirip, dan bercabang-cabang membentuk seperti jala. Permukaannya berrambut tebal, seperti beledu berwarna putih dengan panjang 5-7 cm, dan lebar 4–6 cm dan warnanya hijau muda, jika diremas berbau harum. Perbungaannya majemuk berupa tandan dengan panjang 20 cm, keluar dari ujung percabangan, dan ketiak daun dengan warna biru keunguan. Bijinya keras, gepeng, dan berwarna coklat muda.

Bahan:
- Daun Jinten 5 lembar
- Bawang Putih 3 butir
- Minyak Kelapa

Cara membuatnya: Bawang Putih dan daun jinten ditumbuk sampai halus, dan tambahkan sedikit minyak kelapa, setelah itu diaduk rata. Gosokkan pada bagian terkena panu 2 kali sehari.


Lengkuas
Lengkuas adalah terna tegak yang tingginya 2 m atau lebih. Batangnya yang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua. Seluruh batangnya ditutupi pelepah daun.[2] Batangnya ini bertipe batang semu. Daunnya tunggal, bertangkai pendek, berbentuk daun lanset memanjang, ujungnya runcing, pangkalnya tumpul, dan tepinya rata. Ukurannya daunnya adalah: 25-50 cm × 7-15 cm. Pelepah daunnya berukuran 15-30 cm, beralur, dan berwarna hijau. Perbungaannya majemuk dalam tandan yang bertangkai panjang, tegak, dan berkumpul di ujung tangkai.

Jumlah bunga di bagian bawah lebih banyak daripada di atas tangkai, dan berbentuk piramida memanjang. Kelopak bunganya berbentuk lonceng, berwarna putih kehijauan. Mahkota bunganya yang masih kuncup pada bagian ujung warnanya putih, dan bawahnya berwarna hijau. Buahnya termasuk buah buni, bulat, keras, dan hijau sewaktu muda, dan coklat, apabila sudah tua.[1] Umbinya berbau harum, ada yang putih, juga ada yang merah. Menurut ukurannya, ada yang besar juga ada yang kecil. Karenanya, dikenal 3 kultivar yang dibedakan berdasarkan warna dan ukuran rimpangnya.[2] Rimpangnya ini merayap, berdaging, kulitnya mengkilap, beraroma khas, ia berserat kasar, dan pedas jika tua. Untuk mendapatkan rimpang muda yang belum banyak seratnya, panen dilakukan pada saat tanaman berusia 2,5-4 bulan

Bahan:
- Lengkuas segar 1 ibu jari
- Bubuk belerang

Cara membuatnya: Potong salah satu ujung lengkuas kemudian bubuhkan sedikit bubuk belerang kemudian oleskan pada bagain yang sakit. Lakukan secara teratur 2 kali sehari.



Daun Tembakau
Tembakau adalah hasil bumi yang diproses dari daun tanaman yang juga dinamai sama. Tanaman tembakau terutama adalah Nicotiana tabacum dan Nicotiana rustica, meskipun beberapa anggota Nicotiana lainnya juga dipakai dalam tingkat sangat terbatas. Tembakau adalah produk pertanian semusim yang bukan termasuk komoditas pangan, melainkan komoditas perkebunan. Produk ini dikonsumsi bukan untuk makanan tetapi sebagai pengisi waktu luang atau "hiburan", yaitu sebagai bahan baku rokok dan cerutu. Tembakau juga dapat dikunyah. Kandungan metabolit sekunder yang kaya juga membuatnya bermanfaat sebagai pestisida dan bahan baku obat

Bahan:
- Daun Tembakau secukupnya

Cara membuatnya: Daun tembakau ditumbuk sampai halus, kemudian diole pada bagian kulit yang sakit. Hal ini bisa dilakukan secara teratur 2 kali sehari.



TANAMAN HIAS  :